Read, Write, and Do Something

No Teaching without learning

Menulislah agar abadi

---

Listen, free economic make better

28/04/2012

TEMPLATE 3 KOLOM MINIMALIS ALAMYIN

TEMPLATE 3 KOLOM MINIMALIS ALAMYIN. Template alamyinDotcom seperti pada gambar berikut di inspirasi dari template embouteillage . Template aslinya dapat anda download di embouteillage.xml. Jika Anda ingin mencoba template modifikasinya silahkan download di "Alamyin_Template.xml" for blogger.


Semoga bermanfaat 
@alamyin, Keep share and have fun

SPIRIT KEMANDIRIAN EKONOMI NEGERI MULLAH

SPIRIT KEMANDIRIAN EKONOMI NEGERI MULLAH. Embargo... Lagi... Embargo Lagi...., ini bukan merk suatu distro yang sering dikenakan anak muda. Embargo adalah salah satu senjata ekonomi negara-negara superpower untuk mengebiri negara lain yang dianggap mengancam stabilitas dunia. 

Salah satu negara yang sering menjadi korban embargo adalah Republik Islam Iran. Bayangkan saja, Sanksi Eropa mengakibatkan 40 persen inflasi dan 50 persen pengangguran. Kini Iran sedang melakukan strategi untuk mengimbangi embargo yang dikenakan Uni Eropa. Iran kemungkinan akan mengekspor minyak ke Cina, India, dan sejumlah negara Asia. Cara itu akan sedikit meningkatkan perekonomian Iran, terlebih jika Iran melakukan potongan harga per barelnya. 

Namun, Iran bukanlah anak kemarin sore yang mudah takluk dengan gertakan pemberlakuan embargo oleh dunia Barat. Sejarah mencatat Iran berulang-kali diembargo, namun tetap bertahan bahkan mampu berkembang secara mandiri.  Kenapa Iran masih mampu berdiri tegak diantara serbuan embargo negara superpower. Sedikitnya tiga spirit berikut dapat memberi inspirasi baru, sebuah edukasi bahwa walaupun kita dikucilkan kita masih mampu survive bahkan berkembang lebih pesat.

Spirit Pertama, KH Muhyiddin Junaidi (Ketua MUI: Pusat Bidang Luar Negeri dan Kerjasama Internasional), mengatakan 3 alasan mengapa Iran tidak terpengaruh tekanan dunia barat. Pertama, kekuatan Iran bersumber pada figur pemimpin spiritual.

"Apa yang dikatakan pemimpin spiritualnya akan diikuti masyarakat Iran. Figur pemimpin spiritual merupakan kekuatan luar biasa bagi Iran,", Kedua, masyarakat Iran memiliki rasa nasionalisme kuat.

Masyarakat Iran akan melakukan apa saja untuk mempertahankan keutuhan negaranya."  Contohnya, kasus pembunuhan ilmuwan nuklir Iran, kematian itu bukan menciutkan masyarakat Iran untuk mempelajari ilmu Nuklir, sebaliknya mereka kian bersemangat mempelajari Nuklir," Ketiga, masyarakat Iran begitu cinta dengan ilmu dan teknologi.

Iran mengalami perkembangan sains dan teknologi demikian pesat. Salah satunya, bagaimana Iran mencontoh Kanada dalam budidaya gandum. Faktanya Iran tidak lagi mengimpor gandum. Iran memiliki kemampuan mengekspor gandum. Kemampuan ini mensejajarkan Iran dengan Israel yang mampu mengembangkan zaitun dalam kondisi tanah tidak subur."

Oleh karena itu embargo utamanya Uni Eropa tidak akan menyurutkan kemampuan mandiri bangsa Iran. Efek jangka pendek embargo memang berpengaruh, tetapi tidak menjamin efek jangka panjang.

Spirit Kedua, Ungkapan Paul Stevens, peneliti senior dari London-Chatham House, mengatakan segala upaya yang dilakukan Eropa belum tentu mampu menghentikan penggunaan nuklir Iran. “Eropa mampu memberikan frustrasi publik bagi perekonomian Iran, tapi ini justru bisa memperkuat kelompok yang berada di belakang Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad”. 

Stevens mengungkapkan Ahmadinejad juga melakukan berbagai upaya untuk menolong perekonomian Iran dengan tetap mengandalkan perdagangan minyak. Sementara itu ia juga masih percaya bahwa nuklir adalah alat untuk mengamankan negara. 

Spirit Ketiga, Dalam khutbah kedua shalat jum’at di Tehran, seiring dengan tibanya Hari Guru, hari terbunuhnya Murtadha Muthahari, Hujjatul Islam wal Muslimin Kadzimi Shidqi menyampaikan: “Hari ini kita berada dalam perang ekonomi. Masyarakat harus bangkit. Kita harus menunjukkan kekuatan kita dengan meningkatkan produktifitas dalam negeri demi bertahan atas sanksi-sanksi Barat. Kunci keberhasilan kita dalam usaha ini adalah kerja keras dan kerja sama.”

Mengenang kepergian sang Guru Besar Murtadha Muthahari ia menambahkan: “Seorang guru dalam budaya Islami adalah orang yang produktif, membangun dan berperan penting dalam masyarakat. Guru adalah orang yang mencetak manusia handal dari manusia biasa, menghidupkan yang pasif menjadi aktif, dan menjadi pembawa perubahan di masa mendatang.”

Mengingat kondisi yang ada saat ini ia juga menekankan: “Jika kita tidak bangkit saat ini juga, kita pasti akan kalah dan merugi.”

Inspirasi ketiga disadur dari : Kerja Keras Dan Kerja Sama Adalah Kunci Keberhasilan Dalam Perang Ekonomi (Hauzahmaya.Ir)

Semoga bermanfaat, minimal menginspirasi dan memberi edukasi !

TOEFL : KATA KERJA YANG TIDAK BISA DI-CONTINOUS-KAN

TOEFL : KATA KERJA YANG TIDAK BISA DI-CONTINOUS-KAN. Tips TOEFL kali ini adalah beberapa kata umum yang kadang membingungkan para pemirsa :), dalam beberapa kasus kerap menjadi jebakan dalam berbagai soal. Oleh karena itu, sesi Belajar Bahasa Inggris akan menguraikan secara singkat  kata kerja tersebut seperti berikut :

Non-Progressive Verbs Kata kerja yang tidak bisa di-continuous-kan.
Mental States
Believe : I believe you. (percaya)
Doubt : I don’t doubt he will make it in time. (ragu)
Feel : I feel happy. (merasa)
Forget : I forgot your name. (lupa)
Imagine : I imagine you in Paris. (membayangkan)
Know : I know the problem. (mengetahui)
Mean : What do you mean? (bermaksud)
Need : I need your help. (butuh)
Prefer : I prefer apples to peaches. (lebih suka)
Realize : He didn’t realize he was in trouble. (menyadari)
Recognize : The chair recognizes Mr. Smith. (mengakui)
Remember : Do you remember me? (mengingat)
Suppose : Do you suppose I can go? (mengira)
Think : I think she is a beautiful girl. (mengira)
Understand : I can’t understand the lesson. (mengerti)
Want : I want much money. (ingin)

Emotional States
Appreciate : I appreciate your work. (menghargai)
Care : We don’t care about him. (peduli)
Dislike : I dislike the boy. (benci)
Envy : I envy you. (iri/cemburu)
Fear : Women fear mice. (takut)
Hate : Cats hate dogs. (benci)
Like : Luthfi likes pies. (suka)
Love : Hamzah Loves Sisca. (cinta)
Mind : I don’t mind. (keberatan)

Possessions
Belong : Does this pen belong to you? (dimiliki)
Have : Via has beautiful flowers. (mempunyai)
Own : Ali owns a car. (memiliki)
Possess : Do you possess a pencil? (memiliki)

Sense Perceptions
Feel : His skin feels soft. (terasa)
Hear : I can hardly hear her voice. (mendengar)
See : I see a butterfly. (melihat)
Smell : The cookies smell good. (baunya)
Taste : This food tastes good. (rasanya)

Other Existing States
Appear : She appears very angry. (tampak)
Be : I am handsome. (  --  )
Consist of : The fabric consists of Nylon and Dacron.  (terdiri dari)
Contain : The box contains money. (berisi)
Cost : That house costs too much. (harganya)
Exist : These fruits exist in this area. (ada)
Include : This price includes tax. (termasuk)
Look : You look a mess. (kelihatan)
Owe : I owe him $ 5. (berhutang)
Seem : She seems so tired. (tampak)
Weigh : Apples weigh 150 pounds. (beratnya)

Progressive-Non-Progressive Verbs Kata kerja yang bisa masuk dalam konteks Progressive (continuous) ataupun Non-Progressive (tidak bisa continuous) dengan makna yang berbeda. Kata-kata ini bisa disebut dengan Kata kerja yang berkarakter banci.

Non-Progressive (Existing States)
Appear : He appears to be sleepy. (tampaknya)
Be : I am hungry. (  --  )
Feel : The cat’s fur feels soft. (terasa)
Have : He has a car. (mempunyai)
Look : She looks cold. (terlihat)
See : I see a butterfly. (melihat)
Smell : This flower smells good. (berbau)
Taste : This food tastes good. (terasa)
Think : I think Udin is a kind man. (mengira)
Weigh : A piano weighs a lot. (beratnya)

Progressive (Activities in Progress)
Appear : The actor is appearing on the stage. ( tampil)
Be : Tom is being foolish. (  --  )
Feel : Sue is feeling the cat’s fur. (meraba)
Have : I am having trouble. (mengalami)
Look : I am looking out the window. (melihat)
See : The doctor is seeing a patient. (memeriksa)
Have : She is having a good time. (menikmati)
Smell : Don is smelling the roses. (membaui)
Taste : The Chef is tasting the sauce. (mencicipi)
Think : I am thinking about this grammar. (memikirkan)
Weigh : The grocer is weighing the bananas. (menimbang)