19/09/2023
BISNIS MODEL CANVAS
BISNIS MODEL CANVAS
Business Model Canvas adalah sebuah strategi dalam manajemen berupa visual chart yang terdiri dari 9 elemen. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dalam buku tersebut, Alexander mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis.
BMC juga diartikan sebagai suatu kerangka kerja yang membahas model bisnis yang disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, agar dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah. Model ini digunakan untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah suatu model bisnis, agar mampu menghasilkan kinerja yang lebih optimal.
Fungsi Bisnis Model Canvas
- Terjemahan konsep, ide, gagasan suatu bisnis dalam elemen-elemen visual.
- Rencana bisnis terfokus, karena detail setiap elemen business model canvas memudahkan wirausaha untuk memahami tujuan bisnis.
- Alat diskusi yang simple dengan mitra bisnis lainnya.
- Panduan untuk menjalankan bisnis.
- Panduan monitoring arah bisnis.
9 Elemen yang Harus Ada Dalam Bisnis Model Canvas
1. Value Proposition
- Gains : menjelaskan manfaat yang diharapkan, atau yang menjadi keinginan dari konsumen.
- Pains : Pengalaman negatif atau resiko yang pernah dialami oleh pelanggan dalam proses menyelesaikan pekerjaan atau suatu hal.
- Customer Jobs : merupakan tugas fungsional, sosial dan emosional yang dilakukan oleh pelanggan, masalah yang pelanggan coba untuk meneyelesaikan dan kebutuhan yang ingin mereka penuhi.
- Product & Services : menjelaskan produk dan jasa yang kita tawarkan, yang mana dapat membantu pelanggan menyelesaikan tugas fungsional, sosial dan emosional (Customer Job).
- Gain Creators : menjelaskan bagaimana produk dan jasa dapat membuat pelanggan merasakan manfaat atau diuntungkan. Gain Creators harus dapat menyelesaikan Gains pada Customer Profile.
- Pain Relievers : menjelaskan bagaimana produk atau jasa bisa menyelesaikan pengalaman negatif atau resiko yang pernah dialami oleh pelanggan, sehingga Pain Relievers harus dapat mengurangi bahkan menghilangkan Pains pada Customer Profile.
2. Customer Segments
- Mass Market : segmen pasar luas dengan jenis kebutuhan dan masalah yang sama.
- Niche Market : segmen pasar yang spesifik.
- Segmented: segmen pasar yang memiliki kebutuhan berbeda tetapi dalam satu kategori.
- Diversified : segmen pasar yang memiliki kebutuhan atau masalah yang sangat berbeda.
- Multi-sided Platform : melayani 2 atau lebih pasar segmen pasar yang saling tergantung
3. Costumer Relationship
- Transactional: beli putus saat itu juga.
- Long-term: hubungan jangka panjang antara Anda dengan pelanggan.
- Personal Assistance: Ada sales-rep yang melayani pelanggan Anda.
- Self Service: Pelanggan melayani dirinya sendiri, biasanya di bisnis retail.
- Automated Service: Pelanggan bahkan tidak perlu ke toko Anda, biasanya di bisnis SaaS.
- Community: Anda menciptakan komunitas untuk pelanggan.
- Co-Creation: Anda mengajak pelanggan menciptakan sesuatu untuk bisnis Anda.
4. Channels
Cara menjangkau/ bersentuhan dengan Costumers
- Direct : sales force, web sales, own stores.
- Indirect : partner stores, wholesaler.
- Awareness : tahap awal menginformasikan ke customer. Evaluation : cara membantu customer mengevaluasi value proposition yang ditawarkan.
- Purchase : cara-cara customer melakukan pembelian. Delivery : cara menyampaikan value proposition (produk/ jasa) kepada customer.
- After Sales : customer support setelah terjadi transaksi.
5. Key activities
- Production : aktivitas merancang, membuat, mengirimkan produk.
- Problem Solving : aktivitas operasi yang biasanya muncul pada perusahaan konsultan, rumah sakit, organisasi penyedia jasa.
- Platform Network : wadah bertemunya dua atau lebih segmen pasar untuk saling berinteraksi/ transaksi /membangun network.
6. Key resources
- Physical asset : fasilitas pabrik, gedung-gedung, kendaraan, mesin-mesin.
- Intellectual : brand, hak paten, copyright, database customer dan database partnership, informasi rahasia perusahaan
- Human Capital: tenaga kerja Financial : sumber daya keuangan perusahaan cash, credit,
- obligasi, saham
7. Key partners
- Strategic Alliance between non-competitors: kerjasama dengan perusahaan yg tidak sejenis.
- Coopetition: kerjasama dengan perusahaan kompetitor.
- Joint ventures to develop new business: kerjasama untuk membentuk usaha baru.
- Buyer supplier relationship: hubungan hanya sebagai pembeli dan penjual biasanya terjadi pada motif optimization and economies of scale.
8. Cost Structure
- Cost-driven: sensitif terhadap harga bahan baku.
- Value-driven: perusahaan tidak terlalu memikirkan harga produksi/ bahan baku karena yang dijual adalah nilai/seni/status/gaya hidup.
- Fixed cost: biaya-biaya tetap yang muncul yang tidak tergantung pada jumlah produksi
- Variable cost: biaya-biaya yang muncul bervariasi sesuai jumlah yang diproduksi
- Economies of scale: biaya per unit
- Economies of Scope
9. Revenue Stream
- Asset Sale: penjualan produk secara fisik. Usage Fee: customer membayar sesuai lamanya menggunakan produk/jasa.
- Subscription Fees: biaya berlangganan.
- Lending/renting/leasing: biaya peminjaman/pemakaian/penggunaan sementara.
- Licensing: biaya ijin pakai jasa / produk.
28/08/2023
MENGAPA KEWIRAUSAHAAN PENTING?
MENGAPA KEWIRAUSAHAAN PENTING?
Misi Kewirausahaan menjadi Misi Univeritas Negeri Makassar yang berarti semangat kewirausahaan sebaiknya mewarnai setiap aktifitas di kampus.
- Benarkah demikian?
- Mengapa kewirausahaan penting?
- Apa dan bagaimana agar dapat menyerap energi semangat berwirausaha?
Tidak ada praktik tanpa teori (konsep), teori tidak bisa berkembang tanpa praktik yang direfleksikan.
Demikian pula halnya dalam kewirausahaan. Ilmu adalah menyatunya prkatik dan teori, sehingga apabila hanya memiliki salah staunya belum sempurna keilmuannya.
DATA DAN KONSEP
Berdasarkan sensus ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS), baseline 2019 jumlah rasio wirausaha mencapai 3,3 persen setara 8,2 juta. Artinya, dengan target 3,95 persen di 2024, maka diperlukan 1,5 juta penduduk yang usahanya menetap hingga 2024. Penumbuhan 1,5 juta wirausaha baru, tentunya efektif dalam kurun waktu tiga tahun atau mulai dari 2022 hingga 2024, sehingga rata-rata target per tahunnya 500 ribu wirausaha baru.
Pada Senin, 23 Mei 2022. Rasio kewirausahaan di Indonesia saat ini masih sangat rendah, yaitu 3,47% dari total penduduk Indonesia.
Agar wirausaha dapat tumbuh pemahaman tentang kewirausahaan penting dimassifkan.
Berikut beberapa Pengertian Kewirausahaan
- Entrepreuner (Bahasa Perancis) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti "between taker atau go between" atau perantara, dikenal dengan istilah wirausaha di Indonesia Wirausaha (entrepreneur) terdiri dari kata Wira dan Usaha.
- Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI, 2008), wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, pejuang, sedangkan usaha diartikan sebagai kegiatan yang bersifat komersial maupun non komersial
- PETER Drucker (1996) Entrepreuner adalah “kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda”.
- Zimmerer dan Scarborough (1996), kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
- dan lain-lain
SIMULASI (IDENTIFIKASI)
- Sumber Energi (Extraversion atau Intraversion),
- Proses Informasi (Sensing atau Intuition),
- Pengambilan Keputusan (Thinking atau Feeling), dan
- Menjalankan Kehidupan (Judgment atau Perceiving).
TOPIK KEWIRAUSAHAAN
- Pengantar Kewirausahaan Perubahan Mindset;
- ide dan peluang bisnis & inovasi dan Aspeknya.
- Strategi inovasi Barang dan Jasa Start UP Business
- Identifikasi Peluang dan Risiko Bisnis
- Bisnis Canvass Model (Studi kasus)
- Studi kasus Millenial Cerdas Financial
- Prinsip dan karakteristik Enterpreneurship Jejak Enterpreneur (Studi kasus)
- Ide dan motivasi pelaku UKM Projeck (Studi kasus)
13/03/2023
TRANSFORMASI DIGITAL UNTUK SIAPA?
TRANSFORMASI DIGITAL UNTUK SIAPA?
- KNOWLEDGE (Talent, Training and Eductaion, Scientific Concentration)
- TECHNOLOGY (Regulatory Framework, Capital, Technological Framework)
- FUTURE READINESS (Adaptive attitudes, Business agility, IT integration)
Rangking indonesia dari tahun 2018(62), 2019(56), 2020(56), 2021(53), 2022(51). Laporan lengkapnya dapat dilihat di sini. Knowledge is power kata Francis Bacon. Kini Knowledge is Potential Power (Napoleon Hill). “Knowledge is only potential power. It becomes power only when, and if, it is organized into definite plans of action, and directed to a definite end.”
― Napoleon Hill, Think and Grow Rich: The Original 1937 Unedited.
Klaus Schwab dengan Industri 4.0-nya mengemukakan:
- Argumentasi: Kecepatan, keluasan dan kedalaman, dampak sistemik (terhadap negara, masyarakat, industri, dan perusahaan).
- Dampak sistemik: ketimpangan sebagai tantangan terbesar.
- Megatrend: Fisik (kendaraan tanpa pengemudi, mesin cetak 3D, advanced robotics, dan material baru), digital, biologis.
- Tipping point dari Industri 4.0 diperkirakan terjadi pada tahun 2025.
SALAH KAPRAH TRANSFORMASI DIGITAL
Transformasi membutuhkan strategi bukan sekadar langkah taktis mengadopsi teknologi terbaru. Transformasi digital bukan hanya mendigitalkan yang sebelumnya tidak digital. Sebagai metafore transformasi dapat diilustrasikan seperti berikut.
07/03/2023
TIGA TEORI EKONOMI DIGITAL
Salam Hangat !'Percikan bunga api itu bisa membakar ilalang'.
Bunga api hanyalah sebuah percikan, namun berpotensi membakar segala yang ada disekitarnya. Upaya sekecil apapun harus tetap dilakukan untuk tercapainya sebuah transformasi diri menjadi lebih sempurna dan menyempurna setiap hari. Mengawali Materi yang sederhana ini, beberapa referensi dalam materi ini dapat disimak pada setiap link yang ditautkan. Dua rujukan utama tentang Model Bisnis Digital, Inovasi, Transformasi Digital, dll. Dapat disimak di digitalleadership, digital business model dan juga di harvard business.

23/08/2021
DESKRIPSI DIGITAL MARKETING
DESKRIPSI MATA KULIAH DIGITAL MARKETING
Mahasiswa mampu memahami dengan baik konsep fundamental marketing dan Digital Marketing (DM). Pada konsep digital Marketing ini dibahs tentang sejarah DM, kaitannya dengan konsep 4P dan Porter Diamond. Pemahaman dan keterampilan membuat perencanaan dan implemnatsi Digital Marketing dengan memanfaatkan berbagai platform online. Keterampila
n membangun Costumer Relation dengan berbagai aplikasi yang juga akan dimanfaatkan untuk menganalisa dan melaporkan respon dan keberhasilan segala aktifitas DM.
BAHAN KAJIAN:
- Fundamental Digital marketing.
- Perencanaan dan Implementasi DM.
- Strategic planning.
- Marketing Management.
TOPIK MATA KULIAH:
- Pengantar Digital Marketing (DM) (Sejarah DM, 4 ps, Porter DM) (Ref.`1)
- Membuat CRM berbagai media
- Content Strategy
- Planning DM `1
- Operational DM `2
- Search Engine Optimization (SEO)
- Website Development (Web/weblog)
- Advertising Online
- SEM dan Email Marketing
- Marketing on Social Media
- Essential Digital Marketing Tools `3
- Analytic and Reporting `1`2
REFERENSI:
Utama:
- Simon Kingsnorth, Digital Marketing strategy An integrated : approach to online marketing. British Library Cataloguing-in-Publication Data. 2016
- Alan Charlesworth. Digital Marketing A Practical Approach. Third edition published 2018. Routled
- Essential Digital Marketing Tools 2016. Published March 27th 2016. © Smart Insights (Marketing Intelligence) Limited.
- Dave Chaffey and Fiona Ellis-Chadwick . Digital Marketing: Strategy, Implemtation, and Pratice. Sixth edition published 2016. Pearson.Pendukung:
• Damian Ryan. 2014. Understanding Digital Marketing, Marketing strategies for engaging the digital generation
17/10/2012
Sekilas Jejak Boot-Camp Training Program Ethics for Entrepreneur
Boot-Camp Training Program Ethics for Entrepreneur Bank Mandiri & Rumah Perubahan Apa yang kita lakukan semata-mata untuk diri sendiri, akan mati bersama kita. PerUBAHan yang kita lakukan dan bermanfaat bagi orang lain, akan kekal abadi… (Dikutip dari Header Web Rumah Perubahan_ Renald Kasali Training Center)![]() |
From Alamyin |
![]() |
From Alamyin |
![]() |
From Alamyin |
![]() |
From Alamyin |
03/09/2012
ENTREPRENEURSHIP PERSFEKTIF MATEMATIKA
Oleh : Syamsu AlamSatu dekade terakhir pemerintah, baik pusat ataupun daerah menargetkan ribuan bahkan jutaan entrepreneur muda. Berbagai event dilakukan untuk menstimulus generasi muda berwiraswasta. Bahkan program CSR (Corporate Social Resposibilty) perusahaan swasta dan perusahaan BUMN mengadakannya dalam bentuk lomba atau pelatihan bertajuk 'Entrepreneur". Saya pun bertanya-tanya, Kenapa pemerintah Indonesia fokus pengembangan entrepreneurship? Salah satu alasan yang paling umum adalah belajar dari pengalaman negara-negara tetangga yang sukses membangun ekonomi bangsa dengan bertumpu pada semangat dan praktik kewirausahaan. Misalnya Korea, Cina dan negara-negara asia lainnya yang sukses dengan program kewirausahaan. Alassan lain adalah banyaknya pengangguran di Indonesia, yang cenderung meningkat setiap tahun.
Tulisan ini diinspirasi dari dua kejadian yang dialami oleh penulis, pertama ketika presentase penjurian wilayah Wirausaha Mandiri 2011. Inspirasi kedua, Ceramah Sujiwo Tejo di FedEx Bandung, dengan tema Math : Finding Harmony in Chaos.
Berbagai publikasi, buku, majalah, surat kabar yang membahas tentang entrepereneurship. Kita sering kali menemui ungkapan "from zero to hero". Ungkapan yang senantiasa menyemangati menginspirasi para pembaca, pemirsa ataupun audience agar tergerak melakukan usaha atau bergabung dengan usaha yang sedang di presentasikan oleh trainer. Saya ingin menuangkan kekurang sepakatan saya dengan slogan tersebut. Dengan mencoba memanfaatkan basis keilmuan yang ketika kuliah di jurusan matematika dan ilmu ekonomi yang sedang saya geluti. Para trainer hendak menyemangati para audience dengan mengatakan from "zero", yang berarti tidak mempunyai apa-apa menjadi "one" (yang sukses, berhasil menggapai cita-cita). Sepintas, kata-kata tersebut dapat membius para audience, namun kalau dipikir dengan seksama penggunaannya kurang tepat. Menyatakan "kita" sebagai manusia yang akan memulai usaha dengan tanpa modal apapun merupakan kekeliruan besar, sebagaimana kelirunya filosof empirisme, John Locke mengatakan manusia lahir seperti "kertas kosong" tidak mempunyai apa-apa, tanpa potensi dan tanpa pengetahuan dasar.
Spirit yang ingin dikembangkan oleh pemerintah ataupun pra trainer di atas adalah "spirit perubahan", "spirit inspirasi" untuk tergerak mengakumulasi keuntungan, dari tidak berpunya menjadi berlimpah (kaya raya), rangsangan lewat cerita inspirasi orang-orang sukses senantiasa kita dengar. Harta yang banyak, merek mobil mewah, rumah yang megah, teknologi canggih yang dipakai, bahkan mungkin istri yang banyak pula. :).
Spirit akumulasi menyerupai deretan bilangan Fibonacci, dimana angka selanjutnya dapat diperoleh dengan menjumlahkan angka yang sebelumnya. Namun, menurut hemat saya, Spirit entrepreneurship lebih tepat jika diandaikan dengan deretan bilangan asli (Natural). Bilangan yang dimulai dengan angka 1 menuju tak terhingga. Saya menyebutnya from one to unlimited. Walaupun banyaknya bilangan antara 0-1 adalah tak terhingga namun angka nol yang diartikan dengan tidak mempunyai modal apa-apa adalah kekeliruan para trainer entrepreneur. Karena faktanya bahwa, semua manusia diciptakan dengan "fitrah". Fitrah tidak sama dengan 'tabula rasa' ala John Locke(b. 1632, d. 1704). Fitrah menunjukkan bahwa manusia mempunyai potensi-potensi berbuat baik, potensi mengabdi kepada yang menciptakannya. Dengan demikian ungkapan tidak mempunyai apa-apa keliru adanya.
Dalam ekonomi, setiap individu ataupun masyarakat bukan hanya mempunyai modal ekonomi (modal fisik), tetapi juga mempunyai modal sosial (Social Capital) dan modal manusia (Human Capital), bahkan di referensi yang lain ada banyak modal termasuk modal moral dan lain-lain. Sederhananya apapun yang dapat menghidupkan atau menggerakkan aktifitas ekonomi adalah merupakan modal. dan Modal dasar yang paling hakiki yang dimiliki oleh manusia sebagai individu adalah "Fitrah akal sehat”.
Alangkah indahnya, jika inspirasi dan semangat entrepreneurship dibangun dari fondasi "fitrah", di mulai dari fondasi yang 1 menuju yang tak terhingga (unlimited). Terminologi tak terhingga bisa merujuk pada perbuatan-perbuatan baik, kedermawanan si entrepreneur, keinginan dan keikhlasan berbagi dengan yang kurang mampu, dan lain-lain, yang semuanya tidak bisa dinilai dengan hitung-hitungan akuntansi. Ungkapan One to Unlimited juga menyiratkan bahwa tujuan berwirausaha bukan hanya 'akumulasi modal fisik' ala bilangan fibonacci tetapi diarahkan pada yang yang 'tak terhingga nilainya'. Dengan kata lain, bukan sekedar mengakumulasi uang/ keuntungan dan memperkaya diri sendiri, tetapi di distribusikan untuk kegiatan-kegiatan sosial, berbagi kebahagiaan, berbagi kesejahteraan dengan yang lain. Dari sini akan lahir sociopreneur yang mengedepankan prinsip-prinsip kebersamaan dan persamaan.
Hal yang sama, yang diharapkan oleh Sujiwo Tejo, yang juga pernah mengenyam pelajaran Matematika di ITB, mengemukakan bahwa, Dalam matematika, kita lebih banyak membahas tentang persamaan daripada pertidaksamaan, kalau pun membahas pertidaksamaan, hal itu hanya untuk mempertegas persamaan. Dengan prinsip ini maka, entrepreneur yang mengedapnkan prinsip-prinsip persamaan, prinsip zero to unlimited, insyaallah akan membuat dunia lebih indah, dunia usaha lebih bersahabat, lebih ramah dan elegan. Sehingga Error Entrepreneur seperti bencana Lapindo, Freeport, Blok Cepu dan lain-lain tidak terjadi lagi. Spirit yang sama juga sebaiknya di internalisasi oleh pemerintah, sehingga bukan sekedar memperbanyak entrepreneur yang error.
Penulis adalah Alumni Matematika UNM 2006, Pegiat Usaha di Titik9 Design and Printing. Kini belajar Ilmu Ekonomi di PPs Unhas.
27/04/2012
ENTREPRENEURSHIP PERSFEKTIF MATEMATIKA
Berbagai publikasi, buku, majalah, surat kabar yang membahas tentang entrepereneurship. Kita sering kali menemui ungkapan "from zero to hero". Ungkapan yang senantiasa menyemangati, menginspirasi para pembaca, pemirsa ataupun audience agar tergerak melakukan usaha atau bergabung dengan usaha yang sedang dipresentasikan oleh trainer. Saya ingin menuangkan kekurang sepakatan saya dengan slogan tersebut. Dengan mencoba memanfaatkan basis keilmuan yang diperoleh ketika kuliah di jurusan Matematika UNM dan Ilmu Ekonomi (UNHAS) yang sedang saya geluti.
15/04/2012
Entrepreurship VS Entrepreneurshit
Perubahan begitu cepat, kurang dalam hitungan dekade sejumlah konsep derivasi Enterpreneur bermunculan. Ada technopreneur, sociopreneur dan lain-lain. Bahkan sejumlah training dan lomba dilakukan oleh pemerintah dan swasta untuk merangsang minat dan hasrat masyarakat khususnya kaum muda agar terlibat dalam dunia usaha (Enterpreneurship). Salah satu yang penulis pernah ikuti adalah program wirausaha Mandiri.
Sociopreneur sendiri dikenal di Indonesia dengan istilah Bisnis Sosial. Ciri-cirinya seperti yang dirangkum oleh Muhammad Yunus dalam buku Bisnis Sosial sebagai berikut :
1. Tujuan bisnis adalah mengatasi kemiskinan, atau masalah lain (misalnya pendidikan, kesehatan, akses teknologi, dan lingkungan) yang mengancam manusia dan masyarakat bukan untuk memaksimalkan keuntungan.
2. Perusahaan akan berjalan secara berkelanjutan dalam hal finansial dan ekonomi
3.Investor hanya akan mendapatkan kembali uang sejumlah yang diinvestasikannya. Tak ada dividen yang diberikan ketika investasi awal sudah kembali dan perusahaan terus menghasilkan keuntungan.
4 Ketika dana yang diinvestasikan dibayarkan kembai, laba tetap diambil oleh perusahaan untuk perluasan dan perbaikan.
5.Perusahaan akan ramah terhadap lingkungan
6. Angkatan kerja mendapat upah sesuai pasaran tetapi dengan kondisi kerja diatas standar.
7. Dikerjakan dengan senang hati !!!
Sociopreneur berkembang cukup pesat, bahkan distus dan jejaring sosial banyak mengkampanyekan kegiatan-kegiatan sociopreneur. Lain halnya dengan. Pengusaha nakal (enterpreneurshit) yang berusaha dan berbisnis sekedar memuaskan hasrat pribadi, mangakumulasi kapital, mengeksplorasi sumberdaya alam tanpa memperhatikan keseimbangannya bahkan memeksploitasi manusia (tenaga kerja) untuk memenuhi libido keserakahan yang tak berujung.
Kerusakan lingkungan, hancurkan ekosistem hewan dan tumbuhan, bahkan ambruknya sistem sosial kemasyarakatan (kasus Lapindo, kasus Newmont, Freeport dan lain lain). Ketidakstabilan alam dan hilangnya keseimbangan hidup manusia karena ulah segelintir pengusaha nakal (enterpreneurshit). Bahkan kerugian yang ditanggung masyarakat dan negara melebihi pajak yang disetornya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa aktifitas industri berkontribusi signifikan terhadap pemanasan global, rusaknya lapisan ozon, dan sejumlah kekhawatiran para ilmuan, pengamat ekonomi, sosial hingga pedagang kaki lima (PKL). Dampak yang paling sering dialami oleh PKL sebagai salah satu aktifitas ekonomi kecil yang diduga dapat menopang perekonomian bangsa, kerap menjadi "korban" aktifitas ekonomi yang lebih besar yang di baking oleh pengusaha besar nan nakal :).
Bukan hanya itu, konstitusi negara pun kadang di otak-otak untuk meyediakan "karpet merah" buat para enterpreneur yang mungkin berpotensi menjadi (shit).
Enterpreneur yang demikian akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya, semua bisa jadi halal, semua aturan tidak perlu di langgar cukup dibengkokkan sedikit agar tidak memicu amarah para pendemo :-). Terlalu banyak bukti yang menunjukkan betapa perselingkuhan penguasa dan pengusaha yang mencederai hati rakyat Indonesia sebagai konstituen yang mesti diutamakan. Dan kita tidak mesti anti dengan enterpreneur. Karena dipahami enterpreneur yang baik bisa membuat hidup dan memberi kontribusi yang baik pula bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sungguh, kita merindukan enterpreneur yang benar-benar "Siiip" "Jempolan" "mantap" yang tidak hanya berbisnis untuk memenuhi hasrat keserakahannya semata. Namun dia juga peduli pada keberlanjutan sistem sosial yang lebih baik, ekosistem alam tetap terjaga, dan yang paling penting tidak menghancurkan kearifan dan nilai-nilai budaya kita yang luhur. Budaya yang menganggap bahwa Anda adalah diri saya yang lain.
wassalam. WAB. Alamyin.