Showing posts with label Catatan Harian. Show all posts
Showing posts with label Catatan Harian. Show all posts
26/03/2015
The Happiness Index: antara Data dan Fakta
The Happiness Index: antara Data dan Fakta
sumber:ashevillehappybody.com |
Setahun yang lalu, blog ini dirawat dengan baik dan rutin dengan sangat bahagia oleh penjaganya. Bahkan menjadi motivasi tersendiri untuk tetap eksis dan aktif di blog kompas (kompasiana). Setidaknya ada tiga hal yang memotivasi untuk menghidupkan marwah blog ini. Pertama, ide-ide berasal dari alam bawah sadar seperti: pendidikan kaum tertindas, adalah tema yang kerap mewarnai setiap propaganda ketika masih aktif di lembaga kemahasiswaan. Kedua, 'neuroscience' yang saya pernah baca dalam buku belajar cerdas karya Kang Jalal, salah satu isinya menyebutkan membaca dan menulis dapat membuat awet muda. Ketiga 'appreciative inquiry', yang bangkit dari alam bawah sadar, ketika pak Madjid Sallatu (pemateri The Happiness Index). Gagasan Appreciative Inquiry (AI) pertama kali saya dengar ketika menjadi tim kreatif PAK (Pertemuan Apresiatif Kabupaten) tahun 2009 silam.
Lalu, apa hubungannya dengan The Happiness Index: antara Data dan Fakta. Nah, Postingan ini tidak dalam hal menjelaskan tentang AI, tetapi sekadar ingin berbagi hasil diskusi provinsi yang dilaksanakan oleh JiKTI (Jaringan Peneliti Kawasan Timur Indonesia) Sulawesi Selatan 19 maret 2015 yang lalu. Kegiatan ini di koordinir langsung oleh Pak Agussalim (Focal Point JiKTI Sulawesi Selatan). Resume diskusi dalam blog ini adalah rancangan draf yang penulis buat sebelum di verifikasi oleh koordinator JiKTI. Oleh karena itu Resume ini bukan publikasi resmi JiKTI. Resume diskusi Indeks Kebahagiaan di publish di laman ini sebagai sharing informasi bagi siapapun yang tidak sempat hadir dalam diskusi tersebut.
Ukurlah sesuatu yang dapat diukur,
dan buatlah agar dapat diukur segala sesuatu yang
belum dapat diukur
(Galileo Galilei)
Kebahagiaan
bukanlah sesuatu yang mudah diukur dan dinumerikkan.
Karena Kebahagiaan sangat immaterial,
didalamnya ada emosi, psikis dan
spiritualitas. Selain itu Kebahagiaan
juga sangat subjektif yang relatif sulit dikuantifikasi secara akumulatif.
Sehingga jika ada pengukuran tetap memperhatikan aspek validitas dan realibiltas.
Selama
ini ukuran kemajuan secara objektif dominan berbasis ekonomi (Monetary based indicator), pertumbuhan
ekonomi dan penurunan kemiskinan sebagai indikator makro kemajuan dan indikasi kesejahteraan.
Kahagiaan dapat didekati dengan dua, yaitu secara subjektif dengan komponen
kepuasaan hidup dan emosi positif. Cara ini digunakan untuk melengkapai indikator
objektif.
Adanya
Paradoks Pembangunan, dimana belanja pemerintah meningkat, pertumbuhan ekonomi
meningkat tiap tahun sebagai ukuran makro kemajuan. Namun disisi yang lain
peningkatan tindak pidana kejahatan, jumlah perkawinan massal juga meningkat. Bahkan
tingkat bunuh diri dan kekerasan sosial juga melonjak. Fenomena lainnya adalah masih tingginya
ketimpangan antar wilayah, antar
individu, dan antar kelompok. Fenomena ini mengantarkan kita pada paradox
kesejahteraan.
Sampai
saat ini masalah terbesar dalam pembangunan adalah absennya indikator pembangunan sosial. Hal ini dapat dilihat
dari tiadanya perencanaan sosial. Padahal Pembangunan sosial adalah sesuatu
yang terintegrasi dengan pembangunan itu sendiri. Hal ini disebabkan karena selama ini perhatian
sepenuhnya diarahkan pada indikator-indikator ekonomi. Bahkan ada indikasi kuat
para pegiat sosial dan pemerintahan ikut terbawa arus hal-hal yang berkaitan
dengan ekonomi an sich.
Pada
tingkatan pemerintahan, ada kecenderungan mengutamakan fungsi pemerintahan dan mengabaikan
fungsi pembangunan. Fungsi pemerintahan yang seyogyanya berpikir untuk pembangunan
sosial. Oleh karena itu yang paling esensial adalah pelayanan publik. Sedangkan
fungsi pembangunan adalah memfasilitasi masyarakat, pihak pemerintah sebaiknya
fokus bagaimana fasilitas pelayanan masyarakat berfungsi secara efektif dan efisien. Salah satu tantangan
terbesar adalah meningkatkan indeks pendidikan yang dalam hasil Indeks
kebahagiaan memperoleh indeks terendah.
Capaian
Indeks Kebahagiaan Sulsel bisa dianggap
sebagai kemajuan karena berada di atas
rata-rata nasional. Namun jika dilihat berdasarkan indeks komposit masing-masing
komponen indeks kebahagiaan yang sebagian besar berkaitan dengan pembangunan
sosial. Maka masalah kohesi sosial di Sulsel perlu menjadi perhatian untuk
membangun modal sosial yang lebih baik. Tentu dengan mencoba
pendekatan-pendekatan baru, menghindari cara-cara yang parsial dan lebih
fokus upaya solutif terintegrasi dengan
pembangunan sosial.
Indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun berdasarkan tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan rumah tangga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan.
Oleh
karena pengukuran Indeks kebahagian di Sulawesi selatan terhitung baru, maka tantangan
bagi akademisi adalah bagaimana menawarkan indikator kebahagiaan, dan
menawarkan arah-arah jalan baru untuk indeks kebahagiaan di Sulawesi selatan ke
depan.
20/03/2014
In Memorial H.M. Yunus DM
In Memorial H.M.
Yunus DM
Kenduri 7hari.
Tepat malam jumat yang lalu, seorang kakek yang saya
kagumi berpulang kehadirat yang Maha Kuasa.
(Catatan singkat ini, semoga bisa menjadi pengganti
atas kealpaan saya melayat beliau, sekaligus mengenang harmoni pertemuan saya dengan Almarhum)
Pertemuan
pertama dengan beliau ketika secara tak sengaja bertemu di rumah anaknya.
(T.Ros). Bertepatan dengan sehari setelah Launching Buku 'Jejak Dunia yang
Retak'. Saya pun memberikan buku tersebut kepadanya. Ketika itu menjelang
magrib kami masih asik bicara berdua tentang banyak hal, kisahnya merintis
karir, dari menjual es balok, menjadi guru Olahraga hingga menjadi Anggota
Dewan. Beliau sangat akrab dengan tokoh-tokoh HMI senior seperti Cak Nur yang
modernis. Qurais Shihab adalah sosok ulama yang beliau kagumi yang sebagian
besar bukunya dibaca olehnya. Selain itu ada banyak topik yang kami bicarakan,
seolah bersahutan. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah “kesadaran
alam bawah sadar”. Kebetulan topik yang terakhir adalah salah satu tema di
Boot_Camp Training Entrepreneurship Bank Mandiri. Mendengar istilah tersebut
beliau ucapkan, sayapun mengorek lebih jauh tentang jenis kesadaran tersebut.
Beliau pun, menjelaskan secara filosofis hingga praktis. Jenis kesadaran tersebut
ibarat gunung es dalam diri manusia, tapi belum terasah dengan baik, sehingga
perlu latihan untuk mengasah kesadaran tersebut.
Sosok yang cerdas dan bijaksana
Pada Usia
yang terhitung tua kira2 lebih 70 tahun, beliau masih rajin membaca dan menulis. Dua buku karya
beliau dihadiahkan kepadaku bulan muharram yang lalu, Salah satu judulnya “Menyelam di kedalaman Samudra Ilmu Allah”.
Buku yang diterbitkan secara mandiri oleh anak2nya, tidak terlalu tebal tetapi
merupakan intisari dari perjalanan umat manusia mengenali Tuhannya. Seperti biasa, setiap bertemu dengannya kami
hanyut dalam diskusi yang beragam. Tetapi yang paling saya suka dari beliau, ketika
mengulas tentang 'Makrifat' dan 'Kesadaran alam bawah sadar', yang menurut
sebagian besar anak dan cucunya adalah tema-tema yang berat. Makanya dua topik
tersebut menjadi mainstream dalam kedua bukunya tersebut. Amat sangat jarang orang tua yang menulis buku
dan dihadiahkan kepada anak dan cucunya. Uniknya lagi setiap buku sudah ada
namanya, yang menjadikannya spesial untuk si penerima. Menurutku, itu adalah
warisan yang terbaik dan termulia, sebagaimana Nabi mewariskan Al Quran kepada
umatnya.
Di usia
beliau yang melebihi Usia Nabi. Sejauh pengetahuan saya, beliau tidak pernah mengeluh,
dan selalu berusaha mengerjakan dan berusaha memenuhi sendiri kebutuhannya,
amat jarang menyusahkan orang-orang disekitarnya.
Pecinta Ilmu yang sejati.
Pernah, suatu
waktu di tengah bincang-bincang yang serius dengannya tentang tingkatan
kecerdasan manusia ( di BTN Graha Alauddin), tiba-tiba azan ashar di masjid.
Saya berkata, "mungkin mauq shalat Aji?",
beliau menjawab. Ini juga kita sedang shalat. Indah benar jawaban beliau.
Jawaban yang tidak biasa saya dengar dari seorang kakek. Hal ini menunjukkan
ketinggian cintanya terhadap ilmu pengetahuan.
Pertemuan
kami yang terakhir adalah ketika beliau terbaring di rumah sakit Bayangkara. Saya hanya
memijitnya sejenak, dan menyalami tangannya. Tidak sepertin pertemuan yang yang sebelumnya, dimana kami bercenkraman dalam diskusi yang melangit. Dan, ternyata hari itu adalah pertemuan saya yang terkahir dengan beliau, semoga kita bertemu lagi dikehidupan yang lebih indah dan lapang.
Hari itu, saya ditemani ngobrol istri beliau, perjumpaan yang singkat namun mengesankan.
Hari itu, saya ditemani ngobrol istri beliau, perjumpaan yang singkat namun mengesankan.
Tentu, masih
banyak kepribadian beliau yang tidak saya ketahui dan perlu diteladani,
Sisi-sisi kedermawanan, kesederhanaan dan kecintaan pada ilmu adalah mutiara
yang selalu bersinar di setiap zaman.
Saya yakin,
beliau adalah salah satu hamba Allah yang dirindukan oleh penciptaNYA.
Wassalam, Al
Fatihah.
Syamsu Alam
Makassar, 20.03, 2014
02/09/2013
Rayuan (Iklan) a la SAMSAT
Sebagai salah satu instansi yang melayani publik. Maka bersamaan dengan gejolak reformasi birokrasi kantor ini pun terkena sindrom tersebut. Selain gedung baru desain loket pelayanan yang makin banyak, sistem antrian, pemisahan tempat duduk dan pelayanan antara laki-laki dan perempuan serta sejumlah informasi yang ditonjolkan sebagai upaya untuk melayani konsumen/ masyarakat yang mengurus kelengkapan administrasi kendaraan dan sejenisnya.
Sumber: Padangekspres.co.id |
Sebagai contoh, "Untuk ganti STNK 5 tahun sekali, Stnk dan KTP atas nama kita sendiri waktunya hanya 5 sampai dengan 10 menit saja", hal yang sama untuk yang bayar pajak. Iklan lainnya adalah "Lengkapi administrasi Anda, pasti dilayani lebih cepat dan tepat".
Niat baik instansi ini untuk mencegah praktik percaloan, melayani dengan profesional perlu diapresiasi dengan baik. Namun koreksi atas sistem yang coba dibangun tesebut tetap perlu dilakukan.
Saya tetap mencoba berpikiran positif dengan melengkapi berkas sendiri yang akan mempermudah pengurusan kelangkapan surat-surat kendaraan. Pikiran positif tersebut sedikit demi sedikit rontok seperti dedaunan pada musim gugur. Setidaknya ada dua bukti yang saya temukan disini. Pertama, ketika saya memasuki ruangan dan disapa oleh salah satu pegawai di ruangan tersebut. Mau urus apa pak? Saya mau ganti STNK motor, jawabku. Sudah ada yang uruskan pak, tanyanya lagi. Tidak, jawabku sambil meninggalkan ruangan tersebut.
Janji manis 5-10 saja seperti yang terpampang besar dibelakang loket lebih tepat disebut janji-janji kecut. Melihatnya saja kita sudah pesimis 'aah gayanaji' ujar salah satu warga yang duduk disamping, yang sudah lebih 2 jam menunggu STNK barunya. Nasib yang sam juga menimpa saya yng sudah hampir 3 jam setelah cek fisik kendaraan, namun STNK tak kunjung usai. Sudah 3 kali saya menanyakan ke loket yang menangani berkas saya namun jawabnya tetap itu-itu saja "Duduk maki pak, sebentar dipanggilki", sementara orang-orang yang datang setelah saya lebih cepat selesai berkasnya... aaah sudahlah.
Saya pun, kembali duduk manis walau hati dan pikiran sulit didamaikan karena palayanan yang sanggaaaaat luar biasa lambatnya. Janjinya 10 menit saja, saya sudah menunggu 160 menit. Haruskah waktu saya habis seharian disini saja. haha, .andai pemandangannya indah disertai angin sepoi- sepoi, tidak apalah, tapi tontonan sekurumunan orang yang beberapa diantaranya rela berkompromi dengan cukong-cukong kecil. Biaya administrasi yang seabrek jika pengurusan anda ingin cepat diselesaikan. Namun, tetap masih ada yg mengurus dengan jalur normal, atau saya dan beberapa orang tersebut yang tidak normal, entahlah!
wallahu a'lam
Niat baik instansi ini untuk mencegah praktik percaloan, melayani dengan profesional perlu diapresiasi dengan baik. Namun koreksi atas sistem yang coba dibangun tesebut tetap perlu dilakukan.
Saya tetap mencoba berpikiran positif dengan melengkapi berkas sendiri yang akan mempermudah pengurusan kelangkapan surat-surat kendaraan. Pikiran positif tersebut sedikit demi sedikit rontok seperti dedaunan pada musim gugur. Setidaknya ada dua bukti yang saya temukan disini. Pertama, ketika saya memasuki ruangan dan disapa oleh salah satu pegawai di ruangan tersebut. Mau urus apa pak? Saya mau ganti STNK motor, jawabku. Sudah ada yang uruskan pak, tanyanya lagi. Tidak, jawabku sambil meninggalkan ruangan tersebut.
Janji manis 5-10 saja seperti yang terpampang besar dibelakang loket lebih tepat disebut janji-janji kecut. Melihatnya saja kita sudah pesimis 'aah gayanaji' ujar salah satu warga yang duduk disamping, yang sudah lebih 2 jam menunggu STNK barunya. Nasib yang sam juga menimpa saya yng sudah hampir 3 jam setelah cek fisik kendaraan, namun STNK tak kunjung usai. Sudah 3 kali saya menanyakan ke loket yang menangani berkas saya namun jawabnya tetap itu-itu saja "Duduk maki pak, sebentar dipanggilki", sementara orang-orang yang datang setelah saya lebih cepat selesai berkasnya... aaah sudahlah.
Saya pun, kembali duduk manis walau hati dan pikiran sulit didamaikan karena palayanan yang sanggaaaaat luar biasa lambatnya. Janjinya 10 menit saja, saya sudah menunggu 160 menit. Haruskah waktu saya habis seharian disini saja. haha, .andai pemandangannya indah disertai angin sepoi- sepoi, tidak apalah, tapi tontonan sekurumunan orang yang beberapa diantaranya rela berkompromi dengan cukong-cukong kecil. Biaya administrasi yang seabrek jika pengurusan anda ingin cepat diselesaikan. Namun, tetap masih ada yg mengurus dengan jalur normal, atau saya dan beberapa orang tersebut yang tidak normal, entahlah!
wallahu a'lam
Makassar, 2 september 2013 @alamyin
23/06/2013
In memorial Prof. Dr. H.M. Idris Arief. M.Si
Prof. Dr. H.M. Idris Arief, M.Si (Mantan Rektor UNM/ Ketua Yayasan STIEM Bungaya) |
Sekitar jam 6 pagi sabtu 22 juni 2013 menerima sms dari teman.
beritanya tidak begitu mengasikkan namun harus diterima dengan lapang
dada.
Innalillah wainna ilaihi rajiuun.
telah wafat bapak Prof. Dr. H.M. Idris Arief. M.Si
pada jam 04.00 dini hari. disemayamkan di rumah duka.
Diam. . mulut terasa dikunci. Saya pun segera berkemas dan mengajak teman untuk melayat beliau.
Catatan ini hanyalah sepenggal kisah perkenalan penulis dengan beliau.
Perkenalan kami (saya dkk) dengan almarhum bisa dibilang tidak biasa.
kami berkenalan dalam sebuah ajang protes "demo" penolakan pungutan
selain spp. tepatnya sekitar tahun 2004an. ketika penulis masih menjabat
selaku ketua BEM FAKULTAS MIPA. Kata-kata beliau yang masih terekam
jelas dalam benak adalah
"saya suka ji kalau kau 'anu' sambil
menunjukku, caramu demo mau diskusi tidak seperti itu. . . . si anu yang
datang saja teriak-teriak baru pulang".
itulah momen pertama perkenalan saya dengan beliau yang masih menjabat REKTOR UNM.
Perkenalan berlanjut diberbagai forum kemahasiswaan. Khususnya program
kerja Traianing Advokasi Aliansi BEM SE-parang tambung
(Mipa-Teknik-Fbs), salah satu latar belakang program inilah adalah untuk
merajut kembali keakraban antara fak.Teknik dan Fak.Fbs yang baru saja
"merenggangkan persaudaraan" alias "tawuran". Kegiatan yang awalnya
dimediasi oleh BEM MIPA ketika itu mengundang BEM FT dan FBS untuk
merumuskan bersama program aliansi bem.se-partam.
Kegiatan
tersebut sangat di respon oleh beliau termasuk pendanaan kegiatan secara
keseluruhan. Target minimal tercapai beberapa pelaku tawuran di dua
fakultas dapat saling berbaur dan menyapa di lokasi training.
Dampak positif dari kegiatan tersebut saya dkk di Mipa dapat lebih mengenal kawan2 di Teknik (Jumair dkk), Inul dkk di FBS.
Keakraban kami dengan Almarhum "puang Derri" panggilan akrab beliau di
STIEM Bungaya, berlanjut setelah pelantikan BEM UNM 2005. Kabinet Alam
dkk kembali membangun BEM UNM dari reruntuhan 1 periode sebelumnya.
Tidak ada harta inventaris yang diwariskan. Sehingga Beliau melalui PR3
(Pak. Hamsu Gani) yang secara bertahap membantu kami membanahi keperluan
administratif dan kesekretariatan.
Karena keakraban dengan
beliau kami tidak pernah mengalami kendala dalam hal finansial. Meskipun
demikian gaya hidup kawan2 pengurus BEM UNM dan simpatisan yang sering
nongkrong di Sek. bem (Alfiil, Ismail Amin, Eva, Jalil, Lili, Adi
Tambur, La Ode, dll-Para Alumni Training Pendampingan Masyarakat) ketika
itu sangat sederhana, jauh dari "aji mumpung".
Walaupun cukup
akrab dengan birokrasi, namun api protes tetap menyala dan kami tidak
pernah dilarang protes oleh beliau. Salah puncaknya yang juga merupakan
kebesaran hati kawan2 pengurus BEM ketika itu untuk lebih menempuh
dialog dan penyelesaian internal adalah kasus seleksi PUML (Panitia
Ujian Masuk Lokal). Salah satu jalur penerimaan mahasiswa di UNM yang
diseleksi secara lokal (unm sendiri). Ceritanya seperti berikut.
BEM UNM dilibatkan dan di SKkan bersama civitas akademika selaku
pengawas ujian. Delegasi BEM perperan ganda selain selaku pengawas ujian
lokal, mereka juga berperan mengawasi kecurangan ujian versi Lembaga
Kemahasiswaan. Tepat jam 12 Ujian selesai dan semua delegasi bem rapat
di sekretariat (Ged.PKM lt.2 di Parang Tambung) temuannya sama. Banyak
kecurangan dalam proses seleksi, rapat sejenak dan langsung aksi di
depan rektorat. Awalnya aksi kami lancar dan rektor (almarhum) bersedia
menemui kami. Entah kenapa tiba2 kami diserang oleh "mahasiswa bayaran"
dan polisi. Kejar2an dan aksi serang tak terelakkan. Beberapa teman
termasuk saya kena pukulan polisi kampus. Berita menyebar bahwa anak2
bem diserang mahasiswa bayaran dari fakultas yang 99% pelajarannya
adalah Fisik. --sebut saja FPOK--
Keesokan harinya kawan2 di
Parang tambang (FT &FBS) menawarkan aksi balasan. FBS melakukan aksi
solidaritas dengan membawa keranda ke rektorat. sementara mahasiswa FT
(khususnya Mapatek) masih menunggu isyarat dari bem unm. Kami mengambil
langkah yang sedikit "soft" bertemu dengan pak Rektor (Almarhum) dan
membicarakan sejelas jelasnya duduk permasalahannya. Akhirnya kami bisa
memahami dengan syarat bahwa polisi yang ikut-ikutan menyerang saat aksi
mesti di Nonjobkan dari kampus.
Hal di atas hanya sekilas dari
perkenalan saya dkk selama di kampus unm. Kebaikan dan Semangat berbagi
senantiasa mewarnai keakraban kami. Walau, beliau tahu kami sering
memprotes kebijakannya. tak jarang setiap ketemu di jalan dan di forum
kemahasiswaan menyempatkan menyapa dan bercanda dengan kami bahkan
memberi sesuatu yang dapat kami nikmati langsung bersama teman2 di
kantin.
Satu hal lagi yang memotivasi saya belajar ekonomi
hingga kini adalah Setiap diskusi diruangannya selain bicara soal dunia
kemahasiswaan pasti saya meminta persfektif beliau tentang fenomena
kebangsaan yang terjadi. Hingga, Beliau pun meminjamkan bukunya yang
berjudul "GLOBALISASI ADALAH MITOS". Buku yang hampir 6 tahun saya
pinjam dan setiap ketemu selalu beliau tanyakan.
Sudah
selesaimi kau baca bukuku. . kabb******? kabb****** adalah salah ciri
khas bicara beliau. Setahu saya itu hanya diutarakan pada mahasiswa yang
diakrabinya. Dua tahun lalu buku tersebut saya kembalikan di rumahnya,
beliau menemuiku di ruang tamu dengan tertatih memakai tongkatnya
sepulang berobat dari singapura, saya pun memapahnya sampai di kursi dan
kami bincang-bincang hampir sejam.
Sebelum pensiun, kami pun
sering bincang-bincang dan beliau seringkali memotivasiku untuk lanjut
studi, dana jangan dijadikan hambatan, tuturnya. Dan, atas kebaikan hati
beliaulah saya bisa melanjutkan studi. Beliaulah yang memberi arahan
dan rekomendasi studi. Terima kasih banyak Prof. Terakhir kali kami
bincang2 di ruangannya di STIEM BUNGAYA, ketika saya mengantarkan hadiah
buku dari Pak Rhenald Kasali untuk beliau, buku yang saya peroleh
ketika mempunyai kesempatan belajar di Rumah Perubahan. Karena sejauh
yang saya ketahui, beliau masih rajin membaca dan menulis dan berbagi
apapun yang dimakannya. Masih teringat ketika kubawakan buku, beliau
menawarkan makanan di meja untuk dicicipi bersama.
Ya Allah, semoga beliau dilapangkan tempat dan ditinggikan derajatnya.
Selamat Jalan Bapak, Guru dan orang tua kami.
Wassalam.
Makassar, 23062013
Special for Bapak H.M.Idris Arief (Almarhum).
Syamsu Alam.
29/11/2012
Sweet November : The day you hit me
Edisi alamyin kali ini, akan dihiasi oleh Kumpulan kata-kata puitis yang ditulis oleh sastrawan muda Bantaeng Dion Anak Zaman, thanks bro.
Namun sebagian besar karya sastra berikut ditulis oleh mahasiswa tingkat akhir di salah satu jurusan yang cukup jauh dari alam sastrawi. hari-harinya bergelut dengan unsur-unsur dan ikatan-ikatan kimia.
You're unique.
Tema postingan, Sweet November, diinspirasi dari film Keanu Reaves. Selain ceritanya yang keren, Soundtarck film ini juga begitu asik dinikmati dikeheningan (Enya-Only Time).
12 November 2012
Kering nutrisi Otakku,,,,
Kering tenggorokannku,,,
tapi takkan kering Cintaku,,,,, *
13 November 2012
Bila nanti terjaga,,,
Tak q biarkan jejakmu sia-sia
Tak relakan nafasmu terengah
Tak mau menampung air mata
q inginn Hanya senyum sembari berkata AQU BAHAGIA.......
---- UL Mahira
Tidakkahh lelah menghampiri ketika,,,
hawa pergantian siang mlm menghempas badan,,
butiran debu masuk ke saluran,
TErobos di setiap KM jalan,, u my superhero...
14 November 2012
Ilustrasi untuk temanku tauwwa..
aku telah bermukim, disana
kadang terasa bening ini membentur keyakinanku sendiri jatuh
dan membuat rinai dan kelopak bunga tak lagi ditemani kumbang
sebab aku sendiri tidak pernah tahu dan menginginkan
asal mula resah dan rasa ini tercipta
dan jujur aku mengingkan itu!
aku ingin membentuk rindu, dan indahnya menembus batas tirani
aku telah bermukim, disana
kadang terasa bening ini membentur keyakinanku sendiri jatuh
dan membuat rinai dan kelopak bunga tak lagi ditemani kumbang
sebab aku sendiri tidak pernah tahu dan menginginkan
asal mula resah dan rasa ini tercipta
dan jujur aku mengingkan itu!
aku ingin membentuk rindu, dan indahnya menembus batas tirani
pada semesta pun menepuk mimpi, namu keyakinanku utuh
mengira aku mulai salah menepatkan rasa dan pilihan
dialam dunia yang tergolek rindangnya dan teduhnya
aku meletakkannya..aku belajar mencintainya
sepetak dihatiku untuknya, dan menghiasi dipurnama awal aku memilihnya
kini selembut sutra meraba bathinku
pada kiasan semesta yang mulai berencana indah untuk kita
apa kau tahu?
atau kita terlanjur membaginya pada sepetak hati kita masing-masing
seperti apa butiran air mata ini ketika memilihmu
apa juga kau tahu? aku juag tidak butuh pengakuan
bahkan saat aku memulai mengagum,
hingga keyakinan ini tak bisa direnggut lagi,,,
mengira aku mulai salah menepatkan rasa dan pilihan
dialam dunia yang tergolek rindangnya dan teduhnya
aku meletakkannya..aku belajar mencintainya
sepetak dihatiku untuknya, dan menghiasi dipurnama awal aku memilihnya
kini selembut sutra meraba bathinku
pada kiasan semesta yang mulai berencana indah untuk kita
apa kau tahu?
atau kita terlanjur membaginya pada sepetak hati kita masing-masing
seperti apa butiran air mata ini ketika memilihmu
apa juga kau tahu? aku juag tidak butuh pengakuan
bahkan saat aku memulai mengagum,
hingga keyakinan ini tak bisa direnggut lagi,,,
--ditulis oleh Dion Anak Zaman untuk seseorang kepada seseorang---
--------------------------------
Polusii serasa semburan parfum mewangi
Panas mentari bagai sinar penjaga hati
Jalan raya seperti hamparan permadani
Jilbab bagaikan mahkota putri,,, dan
Jasad mu membawaku ke Istana Surgawiii
--- UL Mahira
18 November 2012
KEtika bangun dari sujud...
Bayangan abuabu tampak silau,,,
menghalangi pandang...
Q bentangkan seluruh badann,,
Memulai dengan suara pelan..
tak jua tampak...
Jari2 kakiq,, bergerakk,, mengisyraktkan untk MENERJANG
Menghampiri asal dari keraguan... mulai meneropongg.....
dannn ternyata..........
Cerita terus berlanjut,
31/10/2012
TENTANG MAWAR (BUNGA) MERAH DAN KILLING ME SOFTLY
From Alamyin |
Kenapa MAWAR (Bunga) MERAH? Apa pula hubungannya dengan lagu super terkenal "Killing me Softly". Berikut kisahnya, ditulis langsung dari mabes .9, tepat setelah mengupload file di laman Mandiri.
Mawar merah adalah ikon yang melekat pada Fakultas biru Mipa unm kisaran tahun 2004-an. Bahkan pernah dijadikan Ikon OSPEK BEM FAK.MIPA. Kehadiran Mawar Merah dimitoskan dapat menghangatkan suasana perang TEXAS (Teknik-Sastra) ketika itu. katanya....
(Bunga) MERAH adalah kelompok pemberontak dalam serial film kungfu cerita singkatnya seperti yang pernah di ulas oleh DB Asmoro di kompasiana. Salah satu film serial yang saya senangi. Pedang dan Kitab Suci / Putri harum dan Kaisar (Shu Jian En Chou Lu).
Ini adalah karya pertama Chinyung yang dibuat pada tahun 1955 dan berseting di zaman Dinasty Manchu. Novel ini menceritakan mengenai perjuangan kelompok Bunga Merah (Hong Hwa Hwe) dalam menggulingkan pemerintahan Dinasty Ching (Manchu) yang dibumbui dengan cinta segi empat antara Tan Keh Lok/Chen Cia Luo (ketua kelompok bunga merah), Kian Liong (Kaisar Ching), Cheng Tong (putri pertama kepala suku Hui/Uighur) dan Hiang-hiang (adik Cheng Tong).
Kisah berawal saat kelompok bunga merah mengetahui rahasia bahwa Kaisar Ching yang memerintah saat ini sebenarnya adalah keturunan bangsa Han bukan bangsa Manchu. Bahkan Kaisar kianlong sendiri ternyata adalah kakak kandung dari ketua mereka. Maka dari itu disusunlah lobi-lobi agar Kaisar mau berpihak pada bangsa Han dan menggulingkan bangsa Manchu.
Di sisi lain terdapat Suku Hui (Uighur) yang terus berjuang melawan bangsa Manchu dan mengambil kitab suci (Al Qur’an) mereka yang disita oleh Kerajaan Ching. Pertemuan antara Kelompok Bunga Merah dan orang-orang Hui menimbulkan cinta segitiga antara Tan Keh Lok kedua putri kepala suku Hui yaitu Cheng Tong (putri pertama sekaligus panglima perang suku Hui yang gagah perkasa) dan Hiang-Hiang (putri kedua yang terkenal akan kecantikan dan keharuman tubuhnya). Sampai kemudian Kaisar Kian Long yang terpesona dengan kecantikan Hiang-Hiang pun berusaha agar Hiang-Hiang mau menjadi permaisurinya.
Meskipun kisah ini berakhir tragis, dimana Kaisar Kian Long akhirnya mengkhianati Kelompok Bunga Merah dan Hiang-Hiang yang mengetahuinya akhirnya bunuh diri untuk menyelamatkan Tan Keh Lok. Namun Chinyung dalam novel ini sepertinya ingin menyampaikan bahwa apapun yang terjadi dengan urusan pribadi, persoalan bangsa dan perjuangan tak boleh surut. Meskipun akhirnya kita tahu bahwa baik bangsa Han maupun Uighur tidak pernah berhasil lepas dari Dinasty Ching sampai kemudian Monarki di China runtuh dan digantikan oleh Republik.(sumber: http://media.kompasiana.com/buku/2011/11/01/karya-karya-terbaik-chinyung/)
Itulah Kisah Chinyung, Kisah Mawar Merah berduri yang coba saya torehkan dalam seuntai puisi. Saya bisa saja berspekulasi kalau ini adalah suara hati, bisa juga jalan pertama belajar menulis dengan sentuhan perasaan, tidak melulu tentang "eksotisme kemarahan" walaupun ekspresi kemarahan adalah juga wujud cinta yang lain.
Inilah sisi lain pemilik blog ini, yang tidak banyak mahluk adam yang mengetahuinya. Mungkin bukan sisi lain, tapi lebih tepat sisi yang unpublish, untunglah ada media sosial, sebagai salah satu ruang ekspresi tanpa batas. Mungkin om Google masih merekam tulisan jejak 4 tahun silam, sore hari menjelang magrib di kampus biru Mipa. Saya bercerita tentang lagunya Cold Play "Yellow" yang sedikit bisa mewakili isi kepalaku belum isi hati :) Tapi hari ini, tidak ada lagu yang bisa mewakilinya, walaupun ada keidentikan dengan judul lagu, mungkin karena pencipta dan penyanyinya duluan lahir dari saya...hehe
Ditengah serbuan tugas, dengan angka-angka berdigit 15 yang setiap teman yang melihatnya seolah ingin mual. Inilah hidup... resiko anak sekolahan...Sejenak sebelum azan dhuhur berkumandang di masjid kompleks Muhajirin 2. Di Rumah SigmaHouse, tempat ngumpul anak math segala angkatan :). Kusempatkan jemari menggerayangi screen Androidku, hadirlah seuntai kisah berikut:
Killing me softly !
Jangan dengan badik yang karatan.
jangan pula dengan samurai yang sangat tajam.
Cukup dengan sekuntum mawar atau sebutir air mata
Biar saya bisa menikmati hembusan nafasku
Yang kian lama begitu berat.
Alamyin .30.10. 2012
Inilah hidup kawan ! semoga saja bukan hukum karma :).
Tepat dihari ulang tahun teman yang ceria, lincah dan supel. Walau puisi yang singkat nan dalam kata teman di jejaring sosial, ditulis dihari ulang tahunnya, saya tetap bisa happy, bertamu di rumahnya, bercanda ria, ketawa, gila-gilaan bergaya depan kamera, bahkan mengalahkan narsisnya para kontestan Pemilukada Sul-Sel yang mencekam ibarat Pemilihan Kepala Desa :).
Happy Birthday 30.10.2012 for Blue Ranger, thanks jamuannya, baksonya, es buahnya, foto-fotonya, informasinya, everything about me.
Berikut adalah Lirik lagu Killing Me Softly, yang populer dan telah diaransemen dalam berbagai aliran musik. Saya upload dalam tulisan ini biar kelihatan panjang hehe..
Killing Me Softly Songwriters: Gimbel, Norman; Fox, Charles;
Strumming my pain with his fingers Singing my life with his words
Killing me softly with his song
Killing me softly with his song
Telling my whole life with his words
Killing me softly with his song I heard he sang a good song
I heard he had a style And so I came to see him
And listen for a while And there he was this young boy
A stranger to my eyes Strumming my pain with his fingers
Singing my life with his words
Killing me softly with his song
Killing me softly with his song
Telling my whole life with his words
Killing me softly with his song I felt all flushed with fever
Embarrassed by the crowd I felt he found my letters
And read each one out loud I prayed that he would finish
But he just kept right on
Strumming my pain with his fingers
Singing my life with his words
Killing me softly with his song
Killing me softly with his song
Telling my whole life with his words
Killing me softly with his song
Strumming my pain with his fingers
Singing my life with his words
Killing me softly with his song
Killing me softly with his song
Telling my whole life with his words
Killing me softly with his song
Strumming my pain with his fingers
Singing my life with his words
Killing me softly with his song
Killing me softly with his song
Telling my whole life with his (HER) words
03/05/2012
Kebahagiaan ala Jagung Bakar Tanggul Patompo Makassar
(catatan kecil pada HARDIKNAS 2012)
Kebahagiaan ala Jagung Bakar Tanggul Patompo Makassar. Jagung bakar adalah salah satu makanan favorit warga Kota Makassar dan mungkin juga di kota dan desa lain, apalagi dengan sambel manis-manis pedas. Suasana sore di sekitar taman Tanjung Bunga Makassar, kira-kira 3 km dari Trans Studio Makassar. Pas pertigaan Tanggul Patompo Makassar, Anda akan menemui penjual Jagung Bakar (JB) yang ramah, tempat yang sejuk dan pastinya Jagung bakarnya yang “ma’nyos". Menikmatinya mungkin semua orang bisa, cukup dengan 3 ribu rupiah, jagung bakar ma'nyos siap disantap.
Lalu, apa yang khas dengan jagung bakar hari ini? kaan, hampir setiap sudut jalan bisa ditemukan penjual JB. Inilah cerita singkat salah satu keunikan JB tanggul Patompo. Bukan karena kebesaran Patompo, Mantan Walikota Makassar, yang konon waktu pemerintahannya, sangat memperhatikan fasilitas publik, khususnya kenyamanan pengguna jalan raya. Katanya, kalau ada lubang di jalan raya maka tidak kurang dari satu minggu akan segera ditutupi.hmmm,. hal yang sangat kontras dengan kondisi sekarang. yang bahkan ada jalan lebih lama rusaknya daripada baiknya.Misalnya jalan berlubang selama 3 bulan, diusulkan anggaran perbaikan dan dibahas (lag) minimal 3 bulan, Setelah itu ditender bala..bla..bla... diperbaiki jalannya. Setelah diperbaiki hujan pun datang dan jalanannya tidak sampai sebulan rusak lagi..... sudahlah... mending kita bicara jagung bakar daripada bicara soal yang begitu-begitu, bikin 'mumet' kata teman saya.
Kembali ke masalah jagung bakar :)
Saya sendiri sering melawati Tanggul Patompo, dan belum pernah mencicipi JB. Hingga diajak oleh teman yang baik hati dan periang, sebut saja namanya 'Uhira" bukan nama samaran :). Sejak sebulan yang lalu rencana mencicipi JB yang katanya 'nikmat' dan 'gurih' dan sekitar jam 5 sore, Rabu bertepatan HARDIKNAS 2 mei 2012, terjadi perpotongan waktu luang dan niatan menikmati JB terlampiaskan sudah.
Selama menikmati JB yang benar-benar nikmat, plus 'daeng' panjual JB yang sesekali bercanda. Dalam perbincangan ringan, Uhira bertanya-tanya kenapa belakangan saya mudah marah, emosional, padahal mestinya semakin dewasa semakin bisa mengontrol emosi, katanya sambil tersenyum. Sayapun berandai-andai, yaa mungkin karena terlalu sibuk, banyak aktifitas di kampus dan di tempat kerja, sehingga akumulasi dari kesibukan tersebut menimbulkan kelelahan yang amat, dan akhirnya terjadi “stress” atau tekanan emosional. Bla..bla..bla….#$%^*&
Ada banyak cerita dan kisah yang telah dishare, dari pengalaman audisi putri daerah, pengalaman di tempat kerja, khususnya jam kerja , Rekreasi akhir pekan, Bisnis Travel, Kasus bakteri perusak Otak dalam makanan cepat saji KFC, Film Indie hingga telepon dari Rahul Khan. Maklum Uhira adalah penggemar kelas berat film India. :) peace…..
Salah satu cerita yang membuatnya terasa terhibur dan bahagia adalah cerita tentang “Leisure time” “waktu senggang” “waktu santai”. Leisure time adalah salah satu instrumen kesejahteraan yang paling mutakhir. Setelah Armatya Zen menerima Nobel Ekonomi. Dengan fokus pada kajian kemiskinan dan kesejahteraan negara berkembang. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dengan memasukkan tingkat harapan hidup dan leisure time didalamnya adalah salah satu kontribusinya.
Namun ketertarikan Uhira dan kebahagiaan yang dirasakan bukan karena teori penerima Nobel, tetapi ungkapan bahwa “ kebahagiaan bisa ditemukan di dalam diri sendiri” dia tidak sama dengan kebahagiaan yang diperoleh di akhir pekan ditempat karaoke’ di taman bermain, tempat rekreasi dan lain-lain, tapi behagia ada dan bersemayam dalam lubuk hati yang paling dalam…. Gubrak….. sweeeet,. Katanya. :) sambil tertawa lepas. Cerita selanjutnya adalah kehidupan Warga Andorra. Yang mempunyai tingkat harapan hidup tertinggi di dunia, dengan rata-rata 84 tahun. BBC pernah melaporkan bahwa, lifestyle warga Andorra yang vegetarian dan menghindari konflik, dan jam kerja yang relatif kurang merupakan faktor penyebab tingkat harapan hidup warga Andorra yang tinggi.
Kerja dan dunia kerja adalah kosakata yang sering dikaitkan dengan eksekutif muda yang sibuk, Bekerja mencari nafkah untuk menggapai kebahagiaan adalah kemuliaan, apalagi untuk investasi akhirat. Tetapi jika waktu santai harus direnggut di ruang kerja 8 jam perhari bahkan lebih, kemudian upah dihabiskan di ruang karaoke, di bar, dan tempat-tempat hiburan lainnya yang katanya bisa menghilangkan penat dan seterusnya…., setelah itu benarkah bahagia bisa direngkuh. Lihat review “kesenangan yang terbeli”.
½ jam hampir berlalu, dan transfer pengetahuan, sharing wawasan berlangsung dengan singkat sederhana, berkesan dan membumi. Hal yang sangat saya mimpikan terjadi diruang-ruang kelas, ruang kuliah, interaksi belajar yang singkat, sederhana dan berkesan.
Apapun media dan caranya meraih kebahagian, bagi saya “kebahagiaan itu sederhana dan tidak mahal” , sederhana seperti menghirup udara segar dipagi hari , atau menikmati cahaya rembulan dimalam hari. Ia inheren dalam diri kita. Ia sederhana, sesederhana menyajikan jagung bakar. :) . 1 lagi daeng Jagung bakarnya………………..
Dari kedai Jagung Bakar Tanggul Patompo,
kami ucapkan jayalah Pendidikan Indonesia, selamat Hardiknas 2012.
01/05/2012
Sihir Jejaring Sosial dan Cinta Paling Berharga
Sihir Jejaring Sosial dan Cinta Paling Berharga. "Aku ingin bebas! Aku berharap untuk berbahagia! Aku ingin mengapresiasikan semua keindahan dunia................. "
(B. Traven: The life behind the legends)
Kamu punya akun FB , Twitter, Skype, Pin BB, YM, GTalk ?. Pertanyaan umum yang sering dilontarkan oleh seseorang ketika kenalan dengan orang lain di ruang publik, di tempat seminar, di sekolah, di kampus, di kantor, di mall, di kafe dan lain-lain. Ada kesan ingin memperdalam pertemanan di dunia yang lebih luas, dunia jejaring sosial, dunia tanpa pemerintah, tanpa hirarki yang ketat... realsinya cukup sederhana admin-user, root-user. Pengawasnya hanya server penyedia jejaring sosial :), ataupun admin tempat kamu mengakses internet (wifi/warnet), atau provider langganan Anda yang mengetahui aktifitas kamu di dunia virtual yang sering kita anggap "aman". dan tentunya pasti Tuhan yang maha kuasa yang tak pernah lalai memantau aktifitas kita.
(B. Traven: The life behind the legends)
Kamu punya akun FB , Twitter, Skype, Pin BB, YM, GTalk ?. Pertanyaan umum yang sering dilontarkan oleh seseorang ketika kenalan dengan orang lain di ruang publik, di tempat seminar, di sekolah, di kampus, di kantor, di mall, di kafe dan lain-lain. Ada kesan ingin memperdalam pertemanan di dunia yang lebih luas, dunia jejaring sosial, dunia tanpa pemerintah, tanpa hirarki yang ketat... realsinya cukup sederhana admin-user, root-user. Pengawasnya hanya server penyedia jejaring sosial :), ataupun admin tempat kamu mengakses internet (wifi/warnet), atau provider langganan Anda yang mengetahui aktifitas kamu di dunia virtual yang sering kita anggap "aman". dan tentunya pasti Tuhan yang maha kuasa yang tak pernah lalai memantau aktifitas kita.
Tahap selanjutnya setelah perkenalan tersebut, kita akan berinteraksi satu sama lain. Kemudaian membuat grup, weblog keroyokan berbasis kesamaan selera atau hobby. Kolektifitas berbasis etnis, ide, almamater, dan sebagainya. Dengan akun user dan join di suatu group (komunitas) seolah solidaritas mudah digapai. Misalnya, ketika user menshare rasa bahagia yang lain seolah iku bahagia, menshare 'kegalauan', 'kesedihan' yang lain juga seolah merasa sedih. Keakraban yang bersemai di jejaring sosial mempunyai ciri tersendiri. menyebar lebih cepat dan sedikit liar tak terkontrol. :). Bahkan dalam banyak kasus terjalin kisah asmara hingga ke pelaminan ...hmmmm asiek skali... Salah satu indikator keakraban atau ingin mengakrabkan diri adalah intensitas 'Like" "comment" di akun seseorang atau di group. Bahkan orang yang sangat tertutup di dunia nyata, bisa sangat "open" di jejaring sosial.
Tulisan sederhana ini tidak dalam rangka membahas manfaat jejaring sosial, hanya sekedar berbagi seputar ide solidaritas dan cinta yang mungkin sedikit berbeda dengan solidaritas di group jejaring sosial Anda. Sekaligus sebagai otokritik terhadap diri sendiri dan terhadap dunia yang sering kita lakoni hampir 24 jam "dunia virtual".
Solidaritas, atau saling menolong merupakan salah satu kunci meraih kebahagiaan. Hal ini merupakan hubungan individu dan sosial, sarana yang digunakan individu untuk dapat bekerja sama memenuhi kepentingan bersama dalam sebuah lingkungan yang mendukung dan memelihara baik kebebasan maupun kesetaraan. Saling menolong merupakan ciri-ciri dasar kehidupan manusia, sumber dari kekuatan dan kebahagian serta sebuah syarat yang fundamental bagi eksistensi manusia seutuhnya.
Erich Fromm, seorang psikolog dan ahli sosial humanis menunjukkan bahwa “keinginan manusia untuk berkumpul dengan yang lain berakar dalam kondisi khusus eksistensi yang mencirikan spesies manusia dan merupakan salah satu motifasi terkuat dari tingkah laku manusia.”
Perkumpulan atau persatuan atau group, seharusnya didasarkan pada kesetaraan dan individualitas untuk benar-benar memuaskan mereka yang bergabung di dalamnya—contoh, mereka harus diatur dalam sebuah cara yang tanpa aturan, sukarela, terdesentralisasi, dan non hierarkis. Kalau diperhatikan, kenapa orang lebih betah berlama-lama di depan layar monitor, ketawa sendiri :D, senyum-senyum sendiri, seolah-olah sedih, 'kodong', kasihan spontan diekspresikan. User yang awalnya hanya sekedar iseng main di suatu jejaring sosial, akhirnya menyatu dengan dunia barunya, dan ia pun mengekspresikan kebebasan dan kecintaan terhadap dirinya secara bebas. Potensi dan bakat terpendam berani di eksplore di dunia virtual. Pakaian yang dipakai, makanan hari ini, belanja hari ini hingga jalan dengan siapa hari ini :) di ekspose secara bebas. Bahkan saya pernah iseng memantau akun seorang teman, hampir 90% statusnya tentang 'kegalaunnya', tentang perasaannya, ada juga sepanjang hari pamer tentang konsumsinya, ada juga yang heboh dengan idolanya, dan masih banyak lagi. Sekalai lagi, awalnya mungkin iseng namun akhirnya menyatu dengan dunia tersebut, ia telah menjadi bagian dari diri kita. Dia telah menjadi perpanjangan tangan Anda dalam upaya merengkuh kebahagiaan. itulah sihir jejaring sosial.
Apa indikatornya, kalau Anda atau saya telah menyatu dengan akun jejaring sosial. Sederhana, kalau ada yang 'Like" "Comment" "Share" status/ postingan Anda, maka Anda merasakan 'bahagia' jika hal itu sesuatu yang baik dan kita merasa tertolong. Anda Merasa 'galau', 'sedih' jika ada komentar kurang menyenangkan, mengejek atau melecehkan Anda. Itulah cara sederhana bagaimana proses penyatuan diri Anda dengan jejaring sosial. Ini, tentu tidak berlaku untuk semua user, tetapi dominan dari user mengalami hal yang sama. Ada sebuah kecintaan mengekspresikan diri, itulah yang disediakan jajaring sosial, sebuah jejaring tanpa hirarki dan sukarela.
Mimpi saya adalah, bagaimana mentransformasikan kekuatan kolektif jejaring sosial menjadi kekuatan cinta yang lebih besar, yang bukan hanya sekedar ekpresi kecintaan diri yang egosentris, tetapi mampu menjadi kekuatan cinta eksistensial sejati. Cinta yang paling berharga, Seperti kutipan berikut ini.
“Cinta yang paling berharga, sejati dan murni dalam umat manusia adalah mencintai diri sendiri. Aku ingin bebas! Aku berharap untuk berbahagia! Aku ingin mengapresiasikan semua keindahan dunia. Namun kebebasanku hanya diperoleh ketika melihat orang lain disekelilingku bebas. Aku hanya dapat berbahagia ketika semua orang disekelilingku berbahagia. Aku hanya akan bersuka ria ketika semua orang yang aku lihat dan temui di dunia matanya penuh dengan kegembiraan. Dan aku hanya dapat makan kenyang dengan kebahagiaan sesungguhnya ketika aku tahu pasti bahwa orang lain juga makan dengan kenyang seperti halnya diriku. Dan karena alasan itulah, menjadi sesuatu yang menyenangkan diriku, hanya bagi diriku sendiri, ketika aku memberontak melawan setiap bahaya yang mengancam kebebasan dan kebahagiaanku....”
[Ret Marut (a.k.a. B. Traven), majalah The BrickBurner dikutip oleh Karl S. Guthke, B. Traven: The life behind the legends, hal 133-4].
Menurut hemat saya, kecintaan diri sendiri akan lebih indah jika ia berhasil menerobos batas diri sendiri, bahwa tidak ada 'yang lain', bahwa kamu, Anda adalah diri saya yang lain.
WAB. @alamyin, keep share and enjoy !
Semoga bermanfaat !
Tulisan sederhana ini tidak dalam rangka membahas manfaat jejaring sosial, hanya sekedar berbagi seputar ide solidaritas dan cinta yang mungkin sedikit berbeda dengan solidaritas di group jejaring sosial Anda. Sekaligus sebagai otokritik terhadap diri sendiri dan terhadap dunia yang sering kita lakoni hampir 24 jam "dunia virtual".
Solidaritas, atau saling menolong merupakan salah satu kunci meraih kebahagiaan. Hal ini merupakan hubungan individu dan sosial, sarana yang digunakan individu untuk dapat bekerja sama memenuhi kepentingan bersama dalam sebuah lingkungan yang mendukung dan memelihara baik kebebasan maupun kesetaraan. Saling menolong merupakan ciri-ciri dasar kehidupan manusia, sumber dari kekuatan dan kebahagian serta sebuah syarat yang fundamental bagi eksistensi manusia seutuhnya.
Erich Fromm, seorang psikolog dan ahli sosial humanis menunjukkan bahwa “keinginan manusia untuk berkumpul dengan yang lain berakar dalam kondisi khusus eksistensi yang mencirikan spesies manusia dan merupakan salah satu motifasi terkuat dari tingkah laku manusia.”
Perkumpulan atau persatuan atau group, seharusnya didasarkan pada kesetaraan dan individualitas untuk benar-benar memuaskan mereka yang bergabung di dalamnya—contoh, mereka harus diatur dalam sebuah cara yang tanpa aturan, sukarela, terdesentralisasi, dan non hierarkis. Kalau diperhatikan, kenapa orang lebih betah berlama-lama di depan layar monitor, ketawa sendiri :D, senyum-senyum sendiri, seolah-olah sedih, 'kodong', kasihan spontan diekspresikan. User yang awalnya hanya sekedar iseng main di suatu jejaring sosial, akhirnya menyatu dengan dunia barunya, dan ia pun mengekspresikan kebebasan dan kecintaan terhadap dirinya secara bebas. Potensi dan bakat terpendam berani di eksplore di dunia virtual. Pakaian yang dipakai, makanan hari ini, belanja hari ini hingga jalan dengan siapa hari ini :) di ekspose secara bebas. Bahkan saya pernah iseng memantau akun seorang teman, hampir 90% statusnya tentang 'kegalaunnya', tentang perasaannya, ada juga sepanjang hari pamer tentang konsumsinya, ada juga yang heboh dengan idolanya, dan masih banyak lagi. Sekalai lagi, awalnya mungkin iseng namun akhirnya menyatu dengan dunia tersebut, ia telah menjadi bagian dari diri kita. Dia telah menjadi perpanjangan tangan Anda dalam upaya merengkuh kebahagiaan. itulah sihir jejaring sosial.
Apa indikatornya, kalau Anda atau saya telah menyatu dengan akun jejaring sosial. Sederhana, kalau ada yang 'Like" "Comment" "Share" status/ postingan Anda, maka Anda merasakan 'bahagia' jika hal itu sesuatu yang baik dan kita merasa tertolong. Anda Merasa 'galau', 'sedih' jika ada komentar kurang menyenangkan, mengejek atau melecehkan Anda. Itulah cara sederhana bagaimana proses penyatuan diri Anda dengan jejaring sosial. Ini, tentu tidak berlaku untuk semua user, tetapi dominan dari user mengalami hal yang sama. Ada sebuah kecintaan mengekspresikan diri, itulah yang disediakan jajaring sosial, sebuah jejaring tanpa hirarki dan sukarela.
Mimpi saya adalah, bagaimana mentransformasikan kekuatan kolektif jejaring sosial menjadi kekuatan cinta yang lebih besar, yang bukan hanya sekedar ekpresi kecintaan diri yang egosentris, tetapi mampu menjadi kekuatan cinta eksistensial sejati. Cinta yang paling berharga, Seperti kutipan berikut ini.
“Cinta yang paling berharga, sejati dan murni dalam umat manusia adalah mencintai diri sendiri. Aku ingin bebas! Aku berharap untuk berbahagia! Aku ingin mengapresiasikan semua keindahan dunia. Namun kebebasanku hanya diperoleh ketika melihat orang lain disekelilingku bebas. Aku hanya dapat berbahagia ketika semua orang disekelilingku berbahagia. Aku hanya akan bersuka ria ketika semua orang yang aku lihat dan temui di dunia matanya penuh dengan kegembiraan. Dan aku hanya dapat makan kenyang dengan kebahagiaan sesungguhnya ketika aku tahu pasti bahwa orang lain juga makan dengan kenyang seperti halnya diriku. Dan karena alasan itulah, menjadi sesuatu yang menyenangkan diriku, hanya bagi diriku sendiri, ketika aku memberontak melawan setiap bahaya yang mengancam kebebasan dan kebahagiaanku....”
[Ret Marut (a.k.a. B. Traven), majalah The BrickBurner dikutip oleh Karl S. Guthke, B. Traven: The life behind the legends, hal 133-4].
Menurut hemat saya, kecintaan diri sendiri akan lebih indah jika ia berhasil menerobos batas diri sendiri, bahwa tidak ada 'yang lain', bahwa kamu, Anda adalah diri saya yang lain.
WAB. @alamyin, keep share and enjoy !
Semoga bermanfaat !