14/04/2012

Mengintip Kehidupan kaum Freegans

Arti Hidup ala Freegans. Hidup yang tak pernah direfleksikan, tidak pantas untuk dihidupi” (Sokrates. 
Kesempatan kali ini Alamyin akan berbagi cerita, sekaligus belajar dari pengalaman para kaum Freegans memaknai dan menjalani hidup. Sebuah hidup yang tidak biasa bagi kebanyakan orang, khususnya manusia yang mengaku modern dan atau pun hidup di era postmodern :)
Salah satu aktifitas kaum Freegans
 Di postingan sebelumnya tentang "Living Without Money" atau "disini", esay singkat tersebut merupakan salah satu dasar komunitas Freegans, memilih jalan hidup yang secara tegas berseberangan dengan gaya hidup dominan, berseberangan dengan mainstream sistem ekonomi. Secara sederhana Freegans didefinisikan sebagai berikut:
    Freeganism is an anti-consumerism lifestyle whereby people employ alternative living strategies based on "limited participation in the conventional economy and minimal consumption of resources. Freegans embrace community, generosity, social concern, freedom, cooperation, and sharing in opposition to a society based on materialism, moral apathy, competition, conformity, and greed,The lifestyle involves salvaging discarded, unspoiled food from supermarket dumpsters that have passed, or in some cases haven't even passed, their sell by date, but are still edible and nutritious. They salvage the food not because they are poor or homeless, but as a political statement. (Freegan.info).
Kaum freegan adalah mereka yang prihatin dengan kenyataan bahwa telah terjadi pemborosan yang dahsyat demi sebuah gaya hidup.  hidup sebagai Freeganis adalah sebuah pilihan bukan suatu keterpaksaan.
        Salah satu simpatisan adalah Madeline. Ia adalah  eksekutif di New York City dengan penghasilan jutaan dollar. Keputusannya untuk menjadi freegan mengejutkan. Kenapa ada orang kaya raya memilih hidup sederhana dan bahkan dinilai kekurangan. Salah satu cara hidup kaum Freegan adalah gemar mengais dan memanfaatkan makanan/barang yang telah dibuang (di tempat sampah), namun menurut kaum Freegan masih layak dimakan/ dimanfaatkan. Keputusan Madeline tentu bukanlah tanpa dasar. Dimulai dari kerisauannya tentang betapa besar pengeluarannya untuk makan dan pakaian yang ia kenakan hanya sekedar mengejar trend. Ia lantas bertanya pada diri sendiri, apakah aku memang benar-benar membutuhkan barang ini atau barang itu? makanan atau baju dengan harga mahal? Madeline juga membayangkan, ketika sebagian warga dunia dilanda kelaparan dan kekurangan pangan, para warga di negara-negara makmur dan berkembang justru membuang-buang makanan yang semestinya akan dijual di supermarket hanya karena sedikit penyok, atau sedikit tergores. alasan-alasan dan perenungan   Madeline akhirnya mencerahkannya dan bergabung dengan komunitas freegan.
       Dalam pandangan kaum Freegan,  kesadaran pentingnya penghematan energi. Bisa jadi mungkin juga demi berbela rasa dengan mereka yang miskin dan berkekurangan. Mereka rela mengais sampah di malam hari dan mencari makanan kemasan maupun kalengan, bahkan sayuran dan buah-buahan yang masih segar untuk dikonsumsi. Bukan karena mereka pelit atau terlalu irit, tapi karena mereka menyayangkan mengapa makanan yang masih bisa dikonsumsi, belum kadaluarsa, harus berakhir di tong sampah. Mereka juga memilih untuk hidup "secukupnya" atau 'seadanya". Meski penghasilan mereka memungkinkan untuk tinggal di apartemen mewah, belanja makanan mahal, baju dan perlengkapan busana yang highclass, tapi mereka memilih untuk tidak melakukannya. 
    Bagi kaum Freegans hidup bahagia dapat diraih tanpa harus membuang-buang sumber daya alam (resources), sumber daya manusia (jam kerja yang lama) dan sejumlah penghematan lainnya, andaikan yang berlebihan bahan makanan dan pakaian dapat memberikan kepada yang kekurangan. Dalam istilah ekonomi mainstream distribusi mestinya dikedepankan, daripada akumulasi.
Freegans believe that housing is a RIGHT, not a privilege. Just as freegans consider it an atrocity for people to starve while food is thrown away, we are also outraged that people literally freeze to death on the streets while landlords, banks and cities keep buildings boarded up and vacant.
      Bagi Epicurus, kenikmatan tertinggi yang seharusnya dikejar manusia karena mendatangkan kebahagiaan adalah kehidupan dalam ketenangan (tranquility) dan bebas dari rasa takut atau khawatir (freedom from fear). Dengan kata lain, kenikmatan mengejar kenikmatan memang bagian dari hidup manusia, tetapi kenikmatan yang pemuasannya mendatangkan rasa khawatir justru membelenggu.
    Jalan hidup kaum Freegans ada kesamaan dengan Asketisme dalam pandangan Epicurus. Ia mengajarkan pentingnya asketisme. Asketisme sendiri berasal dari kata bahasa Yunani áskēsis yang artinya “latihan” atau “laku tapa”. Kata ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana individu melatih dan mengendalikan dirinya untuk membebaskan dirinya dari berbagai kenikmatan.
Sungguh sebuah jalan hidup yang sederhana dan radikal. Semoga Alamyin bisa Belajar dan terinspirasi. WAB !

0 comments: