Read, Write, and Do Something

No Teaching without learning

Menulislah agar abadi

---

Listen, free economic make better

29/07/2023

PERAN DATA MEWUJUDKAN KEADILAN EKONOMI

PERAN DATA MEWUJUDKAN KEADILAN EKONOMI *)

Syamsu Alam


Measure what is measurable, and make measurable what is not so. 

Galileo Galilei (GG). 



World Digital Competitiveness Ranking (2022), Indonesia menempati peringkat ke-51 dengan skor 56,14 dari 63 negara. Rata-rata IQ orang Indonesia 78,49 urutan ke-10 dari 11 negara ASEAN. IQ biasanya mencerminkan kualitas pendidikan dan lingkungan. Rilis IQ rata-rata Versi World Population Review. Bisa diterima sebagai motivasi saja. Meskipun perhitungan rata-ratanya masih perlu dipertanyakan dengan melihat jumlah pembagi penduduk 275,5 juta yang jauh lebih besar dari negara lain. 


Ungkapan GG di atas masih relevan “Ukur apa yang dapat diukur, dan buatlah agar dapat diukur apa yang tidak dapat diukur." Kutipan ini menunjukkan pentingnya pengukuran, tetapi juga mengakui bahwa tidak semua hal dapat diukur dengan mudah. Galileo menyadari bahwa untuk memahami dunia yang kompleks, kita perlu mengembangkan alat pengukuran yang lebih canggih dan metode yang lebih maju untuk dapat mengukur fenomena yang sulit diukur atau bahkan belum diketahui cara mengukurnya. 


GG memiliki pertemuan yang terkenal dengan Karaeng Pattingalloang pada tahun 1621 di Makassar.  Galileo dan Karaeng Pattingalloang memiliki latar belakang yang sangat berbeda, namun mereka berhasil menjalin hubungan baik, berdiskusi dengan terbuka tentang topik-topik ilmiah hingga terjadi pertukaran ‘barang mewah’. Karaeng Pattingalloang memberikan peta dan dibalas dengan pemberian teropong oleh Galileo.


Galileo terkesan dengan teknologi maritim yang digunakan oleh orang Makassar, termasuk kemampuan mereka dalam menguasai angin dan arus laut untuk memudahkan navigasi kapal. Hal ini menunjukkan betapa majunya peradaban dan teknologi yang dimiliki oleh orang Makassar pada saat itu.


Jadi Makassar pernah memiliki daya tarik bukan hanya karena rempah-rempah tetapi khazanah kekayaan intelektualnya. Maka menjadi aneh ketika ada Tagline “Makassar Menuju Kota Dunia”. Kita sedari dulu telah mendunia, pak !


Hikmah lainnya, Galileo pada akhir kisah hidupnya memberikan pengingat akan pentingnya kebebasan berpikir dan keberanian untuk mengejar kebenaran dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sekaligus menjadi sebuah penanda dalam sejarah tentang betapa pentingnya menjaga kemerdekaan akademik dan kebebasan berpendapat untuk kemajuan bangsa.


Sayangnya keberanian yang diwarisi oleh leluhur orang-orang Makassar, kini redup dan kerap hanya ‘berani sala-sala’ (Berani bukan pada tempatnya). Keberanian kerap disandera dengan kepentingan ‘daerah perut dan sekitarnya’.


DATA ADALAH SENJATA


Data adalah fakta sejarah. Fakta semenit yang lalu ada orang yang rugi miliaran di pasar kripto, ada juga yang profit miliaran. Data digital adalah jejak digital pengguna aplikasi digital. Data ibarat dua mata sisi uang. Ia dapat dimanfaatkan untuk hal positif atau negatif. Manipulasi data pun dapat menyesatkan pengguna data, bahkan dapat menimbulkan perang. Data sebagai salah satu aset tak berwujud yang dimiliki oleh individu, organisasi, negara.


Di era digital saat ini, data telah menjadi komoditas yang sangat berharga. Ia sangat bermanfaat bagi perusahaan, pemerintah dan organisasi lainnya. Data dapat digunakan untuk memahami perilaku konsumen, mengidentifikasi tren pasar, meningkatkan efisiensi produksi, mengembangkan produk dan layanan baru yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar.


Pada dimensi individu dan organisasi, data juga dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan akurat. Dengan data yang tepat, organisasi dapat menganalisis kinerja mereka, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan mereka.


Pada tahun 2018, sebuah laporan investigasi oleh The Guardian dan The New York Times mengungkapkan bahwa Cambridge Analytica (CA) telah mengumpulkan data pribadi dari jutaan pengguna Facebook tanpa izin mereka dan menggunakan data ini untuk mempengaruhi hasil pemilihan umum di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Setelah terungkap, Facebook dan CA dituduh telah melanggar privasi pengguna dan mengambil tindakan untuk menghentikan praktik ini.


Laporan tersebut mengungkapkan bahwa CA mendapatkan akses ke data pribadi pengguna Facebook melalui aplikasi "This Is Your Digital Life" yang dikembangkan oleh Aleksandr Kogan, seorang peneliti di Universitas Cambridge. Aplikasi ini meminta izin pengguna untuk mengakses data mereka dan data teman-teman mereka di Facebook untuk tujuan penelitian akademis.


Namun, Kogan memberikan data yang dikumpulkannya kepada CA, lalu menggunakannya untuk membuat profil psikologis pengguna Facebook dan mempengaruhi opini publik melalui iklan politik yang disesuaikan. Setelah laporan ini terungkap, Facebook dan CA dikecam secara luas karena telah melanggar privasi pengguna dan memanipulasi opini publik. Pemerintah dan regulator di beberapa negara juga melakukan penyelidikan atas praktik ini, dan CA akhirnya bangkrut.


DATA DAN PEMERINTAH


Pemerintah adalah produsen sekaligus pengguna data. Data yang benar terpercaya dan valid dapat memberikan informasi yang bermanfaat. Informasi tersebut dapat dikelola menjadi pengetahuan yang mencerahkan, dan akhirnya dapat memberikan tindakan (wisdom) yang tepat.


Di lingkup pemerintahan ada 3 jenis data yang digunakan. Yaitu data statistik, data spasial, dan data keuangan. Ketiga data ini diproduksi oleh instansi pemerintah yang dpat digunakan untuk Identifikasi ketidaksetaraan, menemukan pola dan penyebab ketidaksetaraan, mengukur efektivitas kebijakan, dan lain-lain.


Dengan memahami bisnis proses data maka suatu organisasi pemerintahan dapat kompetitif. Sayangnya kesadaran memanfaatkan transformasi data digital masih dominan sebagai ‘lip services’ daripada itikad baik dan berani untuk mewujudkan cita-cita bangsa, kesejahteraan dan keadilan sosial.


John Stuart Mill dalam "The Economic Rules of Behavior" memberikan pandangan tentang bagaimana perilaku ekonomi dapat dipahami dan dijelaskan secara logis dan sistematis. Konsep ini memberikan dasar dalam pemahaman dalam ekonomi yang lebih kompleks saat ini. Namun data memungkinka kita dapat memahami yang kompleks dengan lebih mudah, efisien, dan efektif. 


Syaratnya untuk memanfaatkan data menjadi sumber energi baru hanya dua, Pengetahuan dengan segala dimensinya (Knowledge) dan Kemauan (Political will). Jika dibuatkan fungsinya TDx = f(K,P). Manakah yang diutamakan pemerintah? K, P atau tidak keduanya, entahlah.[]


*) dimuat di harian Tribun Timur

SMART CITY ANTARA ILUSI ATAU KESADARAN

SMART CITY ANTARA ILUSI ATAU KESADARAN

Syamsu Alam


Dalam film Quantumman, serial fiksi ant man karya marvel, berulang kali muncul dialog, whats your plan? Rencana merupakan hal mendasar dalam pembangunan, baik nasional maupun daerah. Sebuah rencana yang baik tujuannya jelas, prosesnya jelas, dan inputnya bisa diketahui dengan baik dan jelas. Keliru menginterpretasikan input sensorik yang ditangkap oleh panca indera akan terjebak pada ilusi. Smart City (SC) sebagai model adaptasi disrupsi digital akan direspon berbeda berdasarkan tingkat kesadaran dan pengetahuan.

Penerapan SC di Kota Makassar diantaranya dengan memantau kemacetan melalui War Room, Call Center 112, Makassar Smart Card sistem pembayaran online, dll. Bahkan pada tahun lalu melalui Rakorsus 2022 Walikota meluncurkan program akselerasai SC, Makassar kota Metaverse (MakaVerse).

Membangun Kota (Daerah) sejatinya membangun manusianya, bukan sebuah perlombaan mengadopsi ‘sinyal’ teknologi terbaru. Smart City yang baik adalah konsep adaptasi teknologi yang tetap menjadikan manusia sebagi pusat, bukan teknologinya yang terkesan canggih. Semua perlu kajian, butuh perencanaan yang baik dan tidak terjebak pada ideologi posmodernime ‘siapa cepat ia menang’.

Penggerak postmodernisme saat ini adalah Kecepatan. Kecepatan adalah Prinsip utama. Paul Virilio menyebutnya Dromologi. Dromologi berarti semesta berpikir yang didasarkan pada prinsip kecepatan. Walikota Makassar menganggap program MakaVerse sebagai inovasi Kota Makassar dalam mengadopsi teknologi baru. Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Makassar sebagai leading sector program ini dalam paparan pada Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) dengan tagline ‘ Makassar Menuju Kota Meteverse’ pada 15 Maret tahun lalu.

Kota Makassar mengklaim keberhasilannya dalam program Smart City dengan telah membuat 147 aplikasi yang tersebar pada berabagai dinas dan badan. Daftarnya bisa dilihat pada anrong.makassarkota.go.id atau di laman web kominfo kota Makassar. Sayangnya open data, integrasi data layanan publik yang efektif dan efisien masih sulit kita temui keberadaannya.

Salah Kaprah Transformasi Digital

Transformasi Digital kerap disalah pahami sekadar penggunaan atau adopsi teknologi baru semata. Pada pemerintahan ditandai dengan banyaknya aplikasi yang telah dibuat. Ratusan aplikasi yang tersebar pada semua dinas, badan atau layanan masih perlu dicek kebelanjutannya, jangan-jangan itu hanya program menyerap anggaran. Semoga saja tidak demikian. Karena jika hendak benar-benar melakukan transformasi digital dengan baik, benar, dan diridhoi oleh khalayak, sebaiknya bertumpu pada bukti dan pengetahuan.

Transformasi berbeda dengan perubahan. Transformasi bernuansa jangka panjang, sustainable, bertahap, terencana, dan menyeluruh. Perubahan lebih bernuansa jangka pendek dan tidak utuh. Sebagai metafora, transformasi seperti ulat berubah jadi kepompong, lalu menjadi kupu-kupu muda hingga dewasa dan bisa terbang bebas. Sedangkan perubahan (change) seperti ular yang ganti kulit saja. 

Transformasi ditandai adanya perubahan peran dari melata menjadi terbang. Mari kita simak transformasi ala Smart City di Kota kita tercinta. Sebenarnya transformasi digital membutuhkan dua syarat utama. Yaitu, digitisasi dan digitalisasi. Sudah berapa persen data yang terdigitisasi? Data Staitistik, keuangan, dan spasial sudah berapa yang terintegrasi, Apakah cukup dengan data berbasisi web? Itulah mengapa McKinsey menyebut, “Transformations are hard, and digital ones are harder.” Dan tentu tidak bisa diselesaikan dalam 1 periode pemerintahan Walikota.

Tabrizi dkk. Pernah menulis HBR (Harvard Business Shool) mengatakan “Digital Transformation is not about technology”. Digital transformation success depends not on technology, but systemic and behavioral changes. Raita menambahkan tiga kunci sukses dalam melakukan transformasi digital: 1) purpose, tujuannya dari digital transformasi harus jelas. 2) visible progress, seluruh anggota tim tahu ada di mana posisi organisasinya dalam tranformasi ini. 3) Emotional, karena transformasi akan mengubah dari steady state menjadi steady state yang lain.

Menurut Survey Walikota, hanya 8 % warga kota Makassar yang mengetahui Meteverse (makassar.tribunnews.com/2022). Nah, bagaimana mungkin sebuah program (MakaVerse) bisa sukses jika yang mengetahuinya hanya sedikit warga kota. Pada aspek ini, program tersebut bisa dikatakan ‘program sporadis’ dan cenderung ilutif.

Kembali ke ‘Kesadaran’

Hasil Penelusuran saya pada Program Smart dan ‘Sombere’ di Kota Makassar dengan memperhatikan konsistensi perencanaan pembangunan Kota. Keterkaitan antar dokumen Perencanaan seperti RPJMD Kota Makassar 2021-2016, RKPD Kota Makassar 2022, Rencana Strategis (RENSTRA) Bappeda 2021-2026, RENJA Bappeda Kota Makassar 2022, Masterplan Makassar Sombere & Smart City, LKPJ (Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban) Kota Makassar Tahun 2022, Dan dokumen-dokumen pendukung lainnya. Sepertinya Program smart City yang kerap berubah-ubah secara cepat memberikan kesan bahwa Program ini belum di rumuskan secara baik dan memperhatikan aspek yang lebih komprehensif selain seolah-olah adaptif dengan perkembangan teknologi terbaru.

Secara hirarkis Perencanaan Pembangunan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program, dan Kegiatan sudah dirumuskan cukup baik dengan target terukur. Namun memberikan porsi perhatian yang sangat dominan pada Program Smart City yang ‘bombastis’ tanpa memperhatikan lingkungan atau ekosistem kesuksesan program Transformasi Digital dapat menyebabkan terjadinya inkonsistensi dalam perencanaan dan penganggaran. Kita sadar bahwa permbangunan mestinya berjalan gradual, sistemik, dan lamban.

Baars mengkaji kesadaran secara psikologis dengan mempopulerkan analisis kontrastif untuk membandingkan kesadaran dengan ketidaksadaran. Menurutnya, Kesadaran itu bersifat lamban sebab terkait dengan keterbatasan kapasitas baik dalam memori, perhatian selektif maupun sistem serial. Sedangkan ketaksadaran bersifat cepat, paralel, dan cenderung sporadis. Bahkan dalam kesadaran kuantum mengatakan bahwa ‘setiap orang terhubung dengan segala hal’. Artinya membangun kota, berarti bersedia membuka telinga, pikiran, hati, dari aspirasi warga, karena kita sadar akan keterbatasan kita [].


Note:

Tabrizi dkk. Pernah menulis HBR (Harvard Business Shool) mengatakan “Digital Transformation is not about technology”. Digital transformation success depends not on technology, but systemic and behavioral changes. Raita menambahkan tiga kunci sukses dalam melakukan transformasi digital: 1) purpose, tujuannya dari digital transformasi harus jelas. 2) visible progress, seluruh anggota tim tahu ada di mana posisi organisasinya dalam tranformasi ini. 3) Emotional, karena transformasi akan mengubah dari steady state menjadi steady state yang lain.

Menurut Giffinger (et al.,2007) Smart Governance yang baik memenuhi kriteria 1). Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, 2).Pelayanan umum dan sosial, 3). Tata kelola yang transparan, 4). Strategi dan perspektif politik. Namun jika memperhatikan secara empirik, beberapa kebijakan di Kota Makassar tidak menunjukkan memnuhinya aspek di atas. Hal ini dapat dilihat dari program yang tidka berjalan sesuai harapan, dan kerap tidak mencerminkan kebutuhan masyarakat sebagai implikasi partisipasi yang rendah.



09/06/2023

Filsafat Gerak dan Penerapannya

Pentingkah memahami Gerak?


Gambar_1 Potensi dan Aktual

Gambar 2: Timeline

  1. Gerak Fisik dan Metafisik
  2. Gerak menurut Newton
  3. Gerak Menurut Filosof
  4. Syarat Gerak
  5. 5.1 Aristoteles
  6. 5.2. Plato
  7. 5.3. Mulla Shadra
  8. Potensi Dalam Gerak Substansial
  9. Penerapan Filsafat Gerak

Gerak Fisik dan Metafisik


Gambar 3. Physics dan Metaphysics

Gerak melibatkan perubahan posisi objek dalam ruang seiring berjalannya waktu. Gerak dapat didefinisikan sebagai perubahan relatif antara posisi awal dan akhir suatu objek. Gerak dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti gerak translasi (perpindahan linear), gerak rotasi (putaran), atau gerak kompleks yang melibatkan kombinasi dari keduanya.

Gerak secara umum merujuk pada perubahan posisi, keadaan, atau kondisi suatu benda atau objek dalam ruang dan waktu. Gerak dapat dilihat sebagai perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, perubahan kecepatan, atau perubahan dalam bentuk atau posisi objek.

Dalam konteks fisika, gerak didefinisikan sebagai perubahan posisi suatu objek sehubungan dengan referensi tertentu. Gerak ini dapat diukur dan dianalisis menggunakan konsep-konsep seperti jarak, kecepatan, percepatan, dan waktu. Hukum-hukum fisika, seperti hukum Newton tentang gerak, dapat digunakan untuk memahami dan memprediksi gerak benda dalam sistem tertentu.

Gerak juga bisa merujuk pada konsep yang lebih luas, seperti gerakan sosial atau gerakan politik, yang mencakup perubahan dalam tindakan, opini, atau arah dalam masyarakat atau kelompok manusia.

Dalam konteks metafisika, gerak juga bisa digunakan sebagai istilah filosofis yang lebih abstrak. Gerak metafisika melibatkan pertanyaan-pertanyaan tentang asal-usul gerakan, hakikat waktu, dan hubungan antara materi dan ruang. Ini terkait dengan pemeriksaan konsep-konsep seperti keberadaan, realitas, dan perubahan fundamental dalam alam semesta.

Fisik:
  1. Fisik berkaitan dengan dunia materi dan fenomena yang dapat diamati dan dijelaskan melalui metode ilmiah.
  2. Fisik mempelajari sifat-sifat materi, hukum-hukum alam, perubahan fisik, dan hubungan kausal antara objek-objek fisik.
  3. Fisik berfokus pada hal-hal yang konkret, empiris, dan terukur. Ia berusaha memahami dunia melalui pengamatan, eksperimen, dan pemodelan matematis.

1. Gerak Translasi Gerakan penghapus ketika digunakan untuk membersihkan papan tulis
2. Gerak Rotasi Gerakan CD dalam alat CD Player
3. Gerak Semu Gerakan matahari yang seolah-olah mengelilingi bumi padahal sebaliknya
4. Gerak Relatif Misalnya seseorang yang sedang naik kereta api. Orang tersebut dikatakan bergerak apabila titik acuannya adalah stasiun tetapi dikatakan diam apabila acuannya adalah kereta api.
5. Gerak Lurus Seorang pemain bola basket yang melakukan Chest Pass bola kepada rekannya.

Metafisik:
  1. Metafisik adalah cabang filsafat yang mempertanyakan aspek-aspek yang melampaui dunia fisik, seperti hakikat realitas, hakikat eksistensi, dan prinsip-prinsip dasar yang mendasari fenomena fisik.
  2. Metafisik melibatkan pertanyaan-pertanyaan tentang sifat dasar realitas, hubungan antara pikiran dan materi, keberadaan Tuhan, kesadaran, tujuan hidup, dan hal-hal yang tidak dapat diamati atau diukur secara langsung.
  3. Metafisik mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang realitas yang mendasari fenomena fisik dan mempertanyakan asumsi dan keterbatasan pengetahuan empiris.

Gerak menurut Newton

  1. Hukum Gerak Pertama (Hukum Inersia): Hukum ini menyatakan bahwa sebuah benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus dengan kecepatan konstan jika gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol. Dengan kata lain, benda akan cenderung mempertahankan keadaannya, baik itu diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, kecuali ada gaya yang bekerja pada benda tersebut
  2. Hukum Gerak Kedua (Hukum Hubungan Gaya dan Percepatan): Hukum ini menyatakan bahwa percepatan suatu benda sebanding dengan gaya yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massa benda tersebut. Rumus matematis dari hukum ini dinyatakan sebagai F = ma, di mana F adalah gaya yang bekerja pada benda, m adalah massa benda, dan a adalah percepatan benda
  3. Hukum Gerak Ketiga (Hukum Aksi-Reaksi): Hukum ini menyatakan bahwa setiap aksi memiliki reaksi yang sebanding dan berlawanan arah. Artinya, jika suatu benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda tersebut akan merasakan gaya balasan dengan besar yang sama, tetapi berlawanan arah.

Gerak Menurut Filosof

Gerak dalam konteks filosofi memiliki pengertian yang lebih luas dan abstrak dibandingkan dengan pengertian fisika. Dalam filosofi, gerak sering kali dikaitkan dengan konsep perubahan, perjalanan, atau transformasi dalam berbagai konteks filosofis.

Ada beberapa pemikiran filosofis yang dapat menjadi referensi dalam memahami gerak:

  1. Aristoteles: Aristoteles mengembangkan konsep gerak atau perubahan dalam filsafatnya. Menurut Aristoteles, gerak adalah aktualisasi potensi suatu objek atau entitas. Dia membagi gerak menjadi tiga jenis: gerak substansial (perubahan dari satu substansi ke substansi lain), gerak kuantitas (perubahan dalam jumlah atau ukuran), dan gerak kualitas (perubahan dalam kualitas atau sifat objek).
  2. Hegel: Dalam filosofi Hegel, gerak atau perubahan dianggap sebagai unsur yang mendasari perkembangan realitas. Gerak dipandang sebagai kontradiksi antara dua kekuatan atau konsep yang saling bertentangan. Dalam kontradiksi tersebut, terjadi perubahan, sintesis, dan kemajuan menuju tahap berikutnya dalam perkembangan.
  3. Bergson: Filosof Prancis Henri Bergson menggagas konsep "durasi" atau "waktu-kehidupan" (la durée) dalam memahami gerak. Baginya, gerak bukanlah sekadar perubahan dalam waktu dan ruang, melainkan pengalaman subjektif dari durasi dan kehidupan yang mengalir terus-menerus.
  4. Deleuze: Filosof Prancis Gilles Deleuze mengembangkan konsep gerak dalam pemikirannya tentang ontologi. Baginya, gerak adalah karakteristik mendasar dari realitas, dan ia menggagas konsep "gerakan aktual" dan "gerakan virtual" untuk menjelaskan perubahan dan potensi dalam dunia.
  5. Nietzsche: Friedrich Nietzsche mengeksplorasi konsep gerak dalam konteks kehendak kuat dan kekuasaan. Baginya, gerak melibatkan pertempuran antara kekuatan yang saling berlawanan. Gerak ini terjadi ketika kehendak kuat mengatasi dan mengubah kondisi yang ada.
  6. Whitehead: Alfred North Whitehead, seorang filsuf dan matematikawan, mengembangkan konsep "proses" sebagai elemen mendasar dalam pemahaman gerak. Bagi Whitehead, realitas terdiri dari proses-proses yang saling berhubungan dan berubah terus-menerus. Gerak merupakan esensi dari proses dan perubahan yang tak terpisahkan dari alam semesta.
  7. Merleau-Ponty: Maurice Merleau-Ponty, filsuf fenomenologi, memandang gerak sebagai ekspresi tubuh dan hubungan antara tubuh dan dunia. Gerak bukan hanya perubahan posisi fisik, tetapi juga perubahan dalam persepsi, interaksi, dan pengalaman subjektif manusia.
  8. Process Philosophy (Filsafat Proses): Filsafat proses, yang dikembangkan oleh filsuf-filsuf seperti Alfred North Whitehead dan Charles Hartshorne, menekankan bahwa realitas adalah proses yang berkelanjutan. Gerak dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari proses tersebut, di mana perubahan dan relasi saling terkait dalam keberlangsungan alam semesta.
  9. Al-Ghazali: Abu Hamid Al-Ghazali, seorang cendekiawan besar dalam tradisi Islam, mengajukan konsep gerak dalam kerangka pemikiran teologi dan filsafat. Bagi Al-Ghazali, gerak adalah manifestasi dari kehendak Allah yang terus menerus memberikan keberadaan kepada segala sesuatu dalam alam semesta.
  10. Ibn Sina: Ibn Sina, juga dikenal sebagai Avicenna, adalah seorang filsuf Muslim terkenal. Dalam karyanya, "Kitab al-Shifa" (The Book of Healing), Ibn Sina membahas gerak dalam konteks ontologi dan metafisika. Bagi Ibn Sina, gerak adalah perubahan keadaan suatu benda dari potensi menjadi aktual, yang dikendalikan oleh Allah sebagai penyebab pertama.
  11. Ibn Rushd: Ibn Rushd, yang dikenal juga sebagai Averroes, adalah seorang cendekiawan Muslim yang memadukan pemikiran Aristoteles dengan pemikiran Islam. Dalam karyanya, "Tahafut al-Tahafut" (The Incoherence of the Incoherence), Ibn Rushd membahas gerak sebagai perubahan yang berlangsung dalam alam semesta, yang dipahami melalui akal dan pengamatan.
  12. Al-Farabi: Al-Farabi adalah seorang filosof dan ahli politik Muslim yang juga memberikan kontribusi dalam pemikiran gerak. Dia mengembangkan konsep "gerakan ke arah kesempurnaan" (al-harakah ila al-kamal) yang menyatakan bahwa gerak adalah proses menuju kebaikan dan kesempurnaan yang ditujukan oleh jiwa menuju Allah.
  13. Ibn Arabi: Ibn Arabi adalah seorang sufi dan filosof Muslim yang menggagas konsep "gerak cinta" (al-harakah al-mahabbah). Baginya, gerak adalah ekspresi cinta yang terus-menerus menggerakkan alam semesta dan mempertahankan keterhubungan antara semua entitas.
  14. Mulla Sadra: Mulla Sadra, seorang filsuf Muslim dari abad ke-17, dikaitkan dengan pemikiran ontologis yang disebut "Hikmah al-Muta'aliyah" atau "Filsafat Transenden." Dalam pemikirannya, gerak dipahami sebagai perubahan dan transformasi yang terjadi dalam realitas yang terus bergerak menuju pencapaian eksistensi yang lebih tinggi atau "hakikat al-wujud." Mulla Sadra: Mulla Sadra, seorang filsuf Islam Iran dari abad ke-17, mengembangkan pemikiran tentang gerak dalam kerangka ontologi dan eksistensialisme. Bagi Sadra, gerak adalah perubahan yang melibatkan aktualisasi potensi dan perubahan dalam substansi. Dia berpendapat bahwa gerak adalah bagian integral dari keberadaan dan perkembangan entitas menuju keberadaan yang lebih tinggi.
  15. Shah Waliullah: Shah Waliullah, seorang ulama dan filsuf Islam dari India abad ke-18, memandang gerak sebagai manifestasi dari tindakan Allah yang melibatkan perubahan dan evolusi dalam alam semesta. Baginya, gerak adalah bagian dari tindakan penciptaan dan hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah.
  16. Seyyed Hossein Nasr: Seyyed Hossein Nasr, seorang filsuf Islam kontemporer, menggagas pemikiran tentang gerak dalam konteks harmoni kosmik. Baginya, gerak adalah ekspresi dari musik alam semesta yang diatur oleh Allah. Gerak ini mencerminkan keteraturan dan keindahan dalam alam semesta yang mengarah pada kesadaran dan penghayatan spiritual.
dan lain-lain.

Syarat Gerak

5.1 Aristoteles

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu objek atau entitas dapat mengalami gerak. Berikut adalah beberapa syarat gerak menurut Aristoteles:

1. Potensi dan aktualitas: gerak melibatkan konsep potensi (dunamis) dan aktualitas (energeia). Potensi adalah kemampuan atau keadaan potensial dari suatu objek untuk melakukan suatu gerakan atau perubahan. Aktualitas, di sisi lain, adalah pemenuhan potensi tersebut, di mana objek benar-benar melakukan gerakan atau perubahan tersebut.

2. Penyebab gerak: gerak disebabkan oleh adanya penyebab gerak atau perubahan. Ada empat jenis penyebab gerak menurut Aristoteles: Sebab materi (bahan dari mana objek terbuat), Sebab formal (bentuk atau struktur objek), Sebab efisien (pemicu atau penyebab langsung gerak), dan Sebab final (tujuan atau akhir dari gerak).

Sebab Formal (Formal Cause) : Design
Sebab Material (Material Cause) : Bahan bakunya
Sebab Efisien (Efficient Cause) : Kreator/ desainer
Sebab Akhir (Final Cause) : Tujuan akhir

3. Perubahan ruang dan waktu: Gerak melibatkan perubahan posisi objek dalam ruang dan waktu. Gerak fisik adalah perubahan posisi objek dalam ruang, sedangkan gerak kualitas adalah perubahan dalam atribut atau sifat objek. Aristoteles juga mengakui adanya gerak kuantitas, yaitu perubahan dalam jumlah atau ukuran objek.

4. Kontinuitas: Gerak menurut Aristoteles adalah suatu proses yang kontinu, yang berarti gerakan berlangsung dalam rentang waktu tertentu tanpa putus. Aristoteles menyatakan bahwa gerak fisik bersifat kontinu, dan objek yang mengalami gerak tidak dapat melompat atau melintasi ruang tanpa rentang waktu.

5.2. Plato

Plato, seorang filsuf Yunani kuno, memiliki pandangan yang berbeda tentang gerak dibandingkan dengan Aristoteles. Plato menganggap gerak sebagai suatu perubahan yang kompleks dan terbatas dalam dunia yang berubah. Meskipun Plato tidak secara eksplisit merumuskan syarat-syarat gerak, terdapat beberapa aspek dalam pemikirannya yang dapat dikaitkan dengan pemahaman gerak. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dikaitkan dengan syarat gerak menurut Plato:

1. Dunia Ide: Plato memandang dunia materi atau dunia fisik sebagai dunia yang berubah-ubah dan tidak sempurna. Baginya, gerak merupakan hasil dari hubungan antara dunia fisik yang berubah dengan dunia ide yang abadi dan sempurna. Gerak terjadi ketika objek-objek materi mencoba untuk mencerminkan atau mereplikasi bentuk-bentuk ideal yang ada di dunia ide.

2. Perubahan Bentuk: Gerak dalam pemikiran Plato sering kali dikaitkan dengan perubahan bentuk atau perubahan kualitas. Misalnya, perubahan dari keadaan kesehatan menjadi sakit atau perubahan dari keadaan dingin menjadi panas. Gerak terjadi ketika objek-objek materi mengalami perubahan dalam sifat atau kualitasnya.

3. Penyebab Gerak: Menurut Plato, gerak disebabkan oleh adanya prinsip atau penyebab yang lebih tinggi yang mengatur alam semesta. Dalam pandangan Plato, ada entitas yang disebut "jiwa dunia" yang menjadi penyebab gerak dan perubahan dalam dunia fisik. Jiwa dunia ini mengendalikan dan mengarahkan gerak objek-objek materi sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku.

5.3. Mulla Shadra

Menurut Mulla Sadra, seorang filsuf Muslim dari abad ke-17, syarat gerak melibatkan konsep-konsep ontologis yang lebih dalam. Mulla Sadra mengembangkan pandangan tentang gerak sebagai bagian integral dari struktur ontologis realitas yang lebih luas. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat dikaitkan dengan syarat gerak menurut Mulla Sadra:

1. Potensi (Quwwah): Gerak melibatkan adanya potensi atau kemampuan dalam objek untuk mengalami perubahan atau transformasi. Potensi ini merupakan kekuatan atau sifat yang terkandung dalam entitas untuk bergerak atau berubah. 
Manusia memiliki potensi (akal, indera, qalbu) untuk tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Dalam fase awal kehidupan, seorang bayi memiliki potensi untuk belajar berjalan, berbicara, dan mengembangkan keterampilan-keterampilan lainnya.

2. Hakikat (Mahiyyah): Gerak melibatkan perubahan dalam hakikat atau esensi objek tersebut. Setiap objek memiliki hakikat atau inti yang menjelaskan keberadaannya. Gerak terjadi ketika hakikat objek mengalami perubahan atau transformasi. Hakikat manusia melibatkan aspek-aspek esensial yang menjelaskan keberadaannya, seperti akal, jiwa, dan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan. Dalam proses pertumbuhan, hakikat manusia mengalami perubahan dan peningkatan dalam pemahaman dan kesadaran. 

3. Aktualisasi (Tajalli): Gerak adalah aktualisasi atau manifestasi potensi dalam objek. Gerak terjadi ketika potensi yang ada dalam objek diaktualisasikan menjadi realitas yang lebih konkret. Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan aktualisasi potensi yang ada dalam dirinya. Bayi yang awalnya hanya merayap atau merangkak akan mengalami perubahan menjadi mampu berjalan. Potensi-potensi lainnya, seperti kemampuan berbicara, akan diaktualisasikan seiring waktu.

4. Keterhubungan (Tashbih): Gerak dalam pemikiran Mulla Sadra melibatkan keterhubungan atau kesinambungan antara potensi, hakikat, dan aktualisasi. Gerak merupakan hasil dari hubungan yang kompleks antara berbagai aspek ontologis dalam objek. Pertumbuhan manusia melibatkan keterhubungan antara berbagai aspek ontologis, termasuk fisik, mental, emosional, dan spiritual. Gerak dalam konteks ini mencakup perubahan fisik, perkembangan kognitif, perubahan emosi, dan pencarian makna hidup.

Kaidah filsafat “setiap yang terendah memiliki potensi yang memungkinkan untuk sampai pada yang lebih tinggi atasnya” dicetuskan oleh Mulla Sadra terkait konsep gerakan substansi. Kata memungkinkan dari kaidah ini dapat disoroti sebagai sikap optimis untuk menjadi. Sebaliknya, sisi lain kata memungkinkan menunjukkan adanya praktik partikular yang tidak tertutupnya kemungkinan optimis untuk menjadi atau tidak semua dapat terjadi.

Potensi Dalam Gerak Substansial

Potensi ialah sorotan utama pada kaidah ini sebagai kata kunci untuk terjadinya peralihan kemungkinan tersebut. Adapun potensi kemungkinan untuk menjadi tersebut disinyalir dari gerak substansi. Gerak substansial merupakan pergerakan menuju kesempurnaan hidup atau menuju keberadaan yang lebih tinggi dari posisi asal ke posisi tempat lebih tinggi.

Gerak substansial termuat padanya perubahan secara substansial oleh aksiden. Sisi lain penulis menemukan bahwa gerak substansial oleh Sadra merupakan prinsip transformasi Wujud yang terjadi terus-menerus sehingga manusia sebagai maujud dapat terhubung dalam skala waktu untuk beranjak ke tempat yang lebih tinggi atau menuju sumber transformasi tersebut.

Kendati terdapat perbedaan pandang dengan filsuf sebelumnya mengenai gerak substansi, Mulla Sadra memberi penggambaran gerak substansial pada misal buah. Sebuah buah yang semula berwarna A setelah masak berwarna B dan tetap menjadi buah tersebut, inilah yang disebut dengan gerak substansial dalam pandangan Mulla Sadra.

Hemat penulis dalam gerak substansial Mulla Sadra yakni: suatu perubahan yang terjadi di dalam wujud sesuatu yang berefek dan dapat diamati pada penglihatan luar dari wujud sesuatu tersebut dan tetap menjadi sesuatu tersebut tanpa berubah menjudi wujud sesuatu lain.

Penerapan Filsafat Gerak



Referensi:

  • Budiman, Ikhlas. 2021. Diktat Perkuliahan: Kaidah-Kaidah Filsafat Islam. Jakarta:Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra.
  • Hermawan, A. Heris. 2011. Filsafat Islam. Bandung: CV. Insan Mandiri.
  • Ismail dan Aryati, Aziza. 2018. “Filsafat Etika Mulla Shadra Antara Paradigma Mistik dan Teologi. Jurnal Mantiq. Vol. 3. No. 2
  • Juwaini. 2013. “Pemikiran Filosofi Mulla Shadra”. Skripsi. University Kebangsaan Malaysia
  • Lathief, Supaat I. 2010. Sastra Eksistensialisme-Mistisme Religius. Lamongan : Pustaka Pujangga.
  • Supratman. 2009. “Dimensi Sosial dalam Filsafat Mulla Shadra”. Jurnal Ilmu Budaya. Vol. 7. No. 2
  • https://sadra.ac.id/ringkasan-sekolah-hikmah-mutaaliyah-harakah-jauhariah-gerak-subtansi-sesi-ke10-dr-ammar-fauzi.html/
  • https://www.edrawmind.com/templates/event-timeline-template.html
  • https://www.zilfaroni.web.id/2012/05/kajian-tentang-fisika-dan-metafisika.html?m=1
  • https://lsfdiscourse.org/apa-itu-ruang/
  • https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Fisika_Aristoteles
  • https://al-bayan.uai.ac.id/?p=459
  • https://intanuzulis.home.blog/2020/12/01/metafisika/
  • Dan referensi lain-lain 

Download Materi : Click Logo Cikal Akal